Muslim Korban Perang Bosnia Protes Pemberian Nobel kepada Peter Handke

Sarajevo, MINA – Beberapa lusin orang yang selamat dari perang Bosnia 1992-95 melakukan aksi protes di Sarajevo, mendesak Komite Nobel untuk membatalkan keputusannya memberikan Hadiah Nobel Sastra 2019 kepada penulis Austria Peter Handke.

Para pengunjuk rasa berkumpul di luar kedutaan Swedia di pusat kota Sarajevo, Selasa (5/11), membawa spanduk dengan slogan-slogan yang membandingkan Handke dengan penjahat perang Serbia Slobodan Milosevic dan pemimpin waktu perang Serbia Bosnia Radovan Karadzic dan Ratko Mladic.

Ketiga mantan pemimpin Serbia diadili karena genosida di depan pengadilan kejahatan perang PBB. Milosevic meninggal pada 2006 sebelum akhir persidangannya, sementara Karadzic dan Mladic dihukum dan dipenjara seumur hidup. Demikian Daily Sabah melaporkan.

Baca Juga:  Freedom Flotilla Siapkan Armada Tambahan untuk Kembali Berlayar Tembus Blokade Gaza

Para pemrotes mengangkat foto-foto Handke saat ia berada di Srebrenica pada musim panas 1996 bertulis “Memberi Handke penghargaan sama dengan mendukung kejahatan perang.”

Murat Tahirovic, ketua Asosiasi Saksi dan Korban Genosida, mendesak Akademi Swedia untuk menarik penghargaan tersebut, Balkan Insight melaporkan.

Asosiasi mengatakan para anggotanya akan terus berkumpul setiap Selasa hingga 10 Desember, ketika hadiah akan diberikan kepada Handke.

Handke, seorang penulis berusia 76 tahun, telah lama menghadapi kritik karena sangat membela Serbia selama perang tahun 1990-an yang menghancurkan Balkan saat Yugoslavia terpecah.

Dia bahkan berbicara di pemakaman Milosevic pada 2006. Ia pengagum berat mantan pemimpin Serbia itu, yang meninggal di pengadilan internasional di Den Haag ketika diadili karena kejahatan perang dan genosida.

Baca Juga:  Protes serangan ke Gaza, Turkiye Hentikan Ekspor Impor Dengan Israel

“Saya di sini untuk Yugoslavia, untuk Serbia, dan untuk Slobodan Milosevic,” kata Handke.

Handke menuduh Muslim Bosnia di Sarajevo yang dibantai itu hanya bunuh diri, kemudian mengklaim Serbia sebagai pelakunya. Ia tidak percaya Serbia melakukan genosida.

Padahal, atau pembantaian Srebrenica merupakan sebuah pembantaian paling sadis di Eropa pasca-Perang Dunia II, demikian menurut mantan Sekjen PBB Kofi Annan. Ia merujuk pada genosida ribuan warga muslim Bosnia di Kota Srebrenica, Bosnia, dan Herzegovina yang dilakukan oleh pasukan Serbia Bosnia.

Peristiwa-peristiwa di Srebrenica pada 1995 memuat pembantaian lebih dari 8.000 orang Bosnia (Muslim Bosnia), serta pengusiran massal 25.000–30.000 warga sipil Bosnia lainnya, di dalam dan di sekitaran kota Srebrenica, Bosnia dan Herzegovina, yang dilakukan oleh unit-unit Angkatan Darat Republika Srpska (VRS) di bawah komando Jenderal Ratko Mladic. (T/R11/P1)

Baca Juga:  Kongo Masih Berjuang Bendung Wabah Cacar Monyet

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Syauqi S

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.