OKI Kecewa Respon Lambat Swedia, Denmark Atas Pembakaran Al-Qur’an

Jeddah, MINA – Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dalam Sidang Sidang Luar Biasa ke-18 Dewan Menteri Luar Negeri OKI Senin (31/7), mengecam aksi pembakaran kitab suci Al-Quran, dan kecewa atas respon lambat pemerintah Swedia dan Denmark atas insiden tersebut.

Menlu Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan dalam sambutan tuan rumah menyatakan “kekecewaan” atas tanggapan Swedia dan Denmark terhadap serentetan di kedua Negara tersebut.

Pangeran Faisal menghargai kebebasan berekspresi di negara manapun, tapi harus memperhatikan nilai moral yang mempromosikan rasa hormat kepada orang banyak, bukan sebagai alat untuk menabur kebencian dan konflik antar budaya dan bangsa.

Dia menekankan pentingnya menyebarkan nilai-nilai toleransi dan moderasi, dan mengecam semua bentuk praktik yang memicu kebencian yang dapat berkontribusi pada kekerasan dan ekstremisme.

Dalam pernyataan akhir setelah pertemuan tersebut, Sekretariat Jenderal OKI meminta negara-negara anggota untuk mengambil langkah-langkah yang mereka anggap tepat “dalam hubungan mereka dengan negara-negara di mana terjadi penodaan Al-Qur’an.”

Tindakan tersebut dapat bersifat politis, termasuk memanggil kembali duta besar mereka untuk konsultasi atau secara ekonomi dan budaya.

Pernyataan itu juga mengatakan bahwa organisasi tersebut memutuskan untuk “mengirim delegasi OKI yang dipimpin oleh Sekretaris Jenderal untuk melibatkan Komisi Uni Eropa” guna menyampaikan kecaman negara-negara anggota atas peristiwa baru-baru ini.

Sekjen Hissein Brahim Taha meminta Swedia dan Denmark untuk mencegah penodaan Al-Quran.

Dia juga menyatakan kekecewaannya bahwa sejauh ini tidak ada tindakan hokum yang diambil atas insiden ini, pernyataan organisasi yang beranggotakan 57 negara yang berbasis di Jeddah itu.

Pemerintah anggota OKI telah menyatakan kemarahan mereka. Irak mengusir duta besar Swedia dan Iran mengatakan tidak akan mengizinkan duta besar Swedia baru masuk ke negara itu.

Arab Saudi, telah memanggil diplomat Swedia dan Denmark untuk menyampaikan nota protes.

Menjelang , Sekjen Taha menerima telepon dari menteri luar negeri Swedia, Tobias Billstrom, yang mengatakan Stockholm menolak tindakan yang menghina Al-Quran dan ingin menjaga hubungan baik dengan anggota OKI.

Menlu Denmark Lars Lokke Rasmussen juga menghubungi OKI, mengecam penghinaan terhadap Al-Quran dan mengatakan bahwa pemerintahnya “mempelajari masalah ini dengan penuh minat.” (T/RS2/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.