Assam, India, MINA – Lafiqul Islam Ahmed, seorang pemimpin pelajar minoritas terkenal di Assam, India, ditembak mati oleh sekelompok orang bersenjata tak dikenal pada 1 Agustus di distrik Kokrajhar yang dilanda kekerasan.
Ahmed (30) adalah Presiden All Bodoland Minority Students’ Union (ABMSU), sebuah oranisasi pelajar yang kuat di Distrik Wilayah Teritorial Bodanga (BTAD).
Ahmed adalah pengkritik keras kebijakan dan intervensi anti-Muslim pemerintah pimpinan Partai Bharatiya Janata (BJP), tempat Perdana Menteri Narendra Modi bernaung, demikian The Wire melaporkannya sebagaimana dikutip MINA.
Dia sangat vokal menentang penggusuran paksa umat Islam dari tanah pemerintah di seluruh Negara Bagian Assam, dan meminta kompensasi dan rehabilitasi pengungsi internal (IDP) yang disebabkan oleh erosi sungai di wilayah itu.
Baca Juga: Wabah Kolera Landa Sudan Selatan, 60 Orang Tewas
Sejak September tahun lalu, beberapa ribu Muslim miskin, sebagian besar mengungsi akibat erosi sungai dan tinggal di lahan pemerintah, diusir oleh pemerintah negara bagian tanpa memberikan alternatif sarana penampungan.
“Sedikitnya dua orang tewas akibat tembakan polisi selama operasi penggusuran tersebut,” kata The Wire.
Ahmed juga salah satu pemimpin yang mengorganisasikan protes dan demonstrasi di seluruh negara bagian melawan pembunuhan Yaqub Ali dalam penembakan polisi di Distrik Goalpara pada 30 Juni.
Ali adalah bagian dari demonstrasi yang menentang pelecehan sewenang-wenang umat Islam. Protes dan demonstrasi yang dikoordinasikan oleh organisasi mahasiswa dan masyarakat sipil menuntut pemerintah mengambil tindakan dan memulai penyelidikan terhadap polisi dan pejabat yang bertanggung jawab.
Baca Juga: Kedubes Turkiye di Damaskus Kembali Beroperasi setelah Jeda 12 Tahun
Ahmed seharusnya memimpin demonstrasi lain pada 2 Agustus yang menyoroti pelecehan yang terjadi pada penduduk Muslim yang dianggap sebagai pemilih meragukan (D-voter).
Sekretaris Jenderal ABMSU, Kamal Shah, mengatakan kepada The Wire bahwa lebih dari 10.000 orang sedianya menjadi bagian dari demonstrasi di depan kantor wakil komisaris di Distrik Chirang.
Pembunuhan brutal Ahmed telah menghidupkan kembali rasa takut komunitas Muslim akan pembunuhan politik, yang umum terjadi di Assam pada akhir 1990an, yang dikenal sebagai ‘pembunuhan rahasia’.
Hagrama Mohilary, Kepala Dewan Teritorial Bodoland (BTC) dan mitra koalisi pimpinan BJP di Assam, menyebut pembunuhan Ahmed sebagai motivasi politik dan upaya untuk menciptakan kerusuhan di wilayah BTAD yang kacau. (T/R11/R01)
Baca Juga: UNICEF Serukan Aksi Global Hentikan Pertumpahan Darah Anak-Anak Gaza
Mi’raj Islamic News Aegncy (MINA)
Baca Juga: Drone Israel Serang Mobil di Lebanon Selatan, Langgar Gencatan Senjata