Penataan Kawasan Tebet dan Lenteng Agung Gunakan Konsep K4

Jakarta, MINA – Penataan kawasan Tebet dan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, akan menggunakan konsep K4. Konsep ini, memperhatikan aspek ekonomi penduduk setempat, kearifan lokal, pendidikan, konektifitas transportasi, dan lingkungan setempat.

Hal tersebut diutarakan oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kota Administrasi Jakarta Selatan Mukhlisin di Ekspose Laporan Pendahuluan (ELP) dalam rangka peninjauan kembali hasil Focus Group Discussion (FGD) penataan Kawasan Lenteng Agung dan Kawasan Tebet bersama Unit Kerja Perangkat Daerah (UKPD) terkait di Ruang Pola Kantor Wali Kota Administrasi Jakarta Selatan, Kamis (5/9).

“Berdasarkan FGD sebelumnya, penataan kawasan tersebut bakal mengacu kepada konsep K4 atau karakter, konektifitas, kolaborasi, dan kreatifitas,” ujarnya.

Mukhlisin melajutkan, kegiatan ELP bertujuan untuk mempersiapkan draf laporan akhir penataan kawasan Lenteng Agung dan Tebet. Sebelum disampaikan oleh Wali Kota Administrasi Jakarta Selatan Marullah Matali kepada Gubernur Provinsi DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan pada Oktober 2019.

“Wali kota akan memaparkan muatan perencanaan di posisi 75 persen laporan tersebut, yang sudah mengakomodir masukan dari masyarakat sebelum mendapatkan tambahan dari kebijakan gubernur,” terangnya.

Mukhlisin menambahkan, untuk Lenteng Agung, akan dipersiapkan sebagai wilayah yang terkoneksi dengan banyak instansi pendidikan. Termasuk sektor pariwisata kebudayaan seperti setu Babakan dan Sungai Ciliwung. “Sedangkan untuk kawasan Tebet ada rencana menjadi sentra ikan hias dan memuat masukan lainnya yang menjadi kebutuhan masyarakat,” ungkapnya.

Sementara, Kepala Bidang Pemerintahan Bappeda Provinsi DKI Jakarta Andriyansah menuturkan, penataan dua kawasan ini dilakukan sesuai arahan Gubernur Provinsi DKI Jakarta, yang mengedepankan konsep partisipasif kolaboratif antara masyarakat dan pemerintah dalam sebuah proses pembangunan.

“Untuk dua kawasan ini diharapkan seluruh muatan perencanaan sudah mengakomodir kebutuhan masyarakat dan sesuai dengan skenario yang ada,” pungkasnya.

Andriyansah menambahkan, terkait dengan aspirasi masyarakat mengenai informasi penataan kawasan dari masyarakat. saat ini Bappeda tengah membangun sistem penyampaian aspirasi dan informasi berbasis Teknologi Informasi (IT).

“Jadi terkait Informasi penataan kawasan, masyarakat bisa berkontribusi baik bentuk visual, narasi, dan lainnya. Sistemnya sudah dibangun bisa nanti berupa aplikasi, dan sudah disiapkan. Tahun ini sudah selesai,” tandasnya. (L/R11/RI-1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Syauqi S

Editor: Rudi Hendrik

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.