Jakarta, 29 Syawwal 1437/3 Agustus 2016 (MINA) – Pesatnya hubungan ekonomi dan investasi antara Indonesia dan Qatar mewarnai peringatan 40 tahun hubungan diplomatik kedua negara sejak dibuka pada tahun 1976.
Demikian salah satu hasil pertemuan ketika Presiden RI Joko Widodo menerima kunjungan Menteri Ekonomi dan Perdagangan Qatar, Y.M. Sheikh Ahmed Bin Jassim Al-Thani di sela-sela rangkaian acara Konferensi Tingkat Tinggi World Islamic Economic Forum 2016.
Keberhasilan tersebut tidak terlepas dari komitmen KBRI untuk memperkuat instrumen dan implementasi kerja sama ekonomi Indonesia-Qatar di bidang trade, tourism, investment atau TTI, demikian laporan dari Kementrian Luar Negeri Indonesia yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Rabu (3/8).
Untuk mencapai target tersebut, KBRI menggunakan berbagai kebijakan dengan menggerakan seluruh sumber daya termasuk potensi dari 40 ribu WNI yang berada di Qatar.
Baca Juga: PSSI Anggarkan Rp665 M untuk Program 2025
“Kami gerakan semua upaya agar misi diplomasi ekonomi tercapai”, ungkap Dubes RI untuk Qatar, Marsekal Madya (Purn) Muhammad Basri Sidehabi. Upaya memprioritaskan diplomasi ekonomi ini sejalan dengan arahan kebijakan Presiden Joko Widodo.
Pada kunjungan Presiden Jokowi ke Qatar pada September 2015 lalu, telah ditandatangani antara lain : Perjanjian kerja sama bagi Bebas visa bagi pemegang paspor dinas dan diplomatik; Pembentukan Joint Investment Company senilai USD 1 Milyar; Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik antara PT. Pembangkit Jawa Bali dengan Nebras Power dengan investasi USD 500 juta di Belawan, Sumatera Utara dan serta rencana pengembangan investasi Qatar di bidang infrastruktur dan pertanian.
KBRI juga memanfaatkan berbagai peluang usaha sehubungan Qatar menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022 dan sekaligus upaya Qatar mewujudkan Visi Nasional Qatar 2030.
Kebijakan Qatar yang menerapkan kebijakan “look east” dalam mengembangkan kerja sama ekonomi dan investasi dengan berbagai negara di Asia, termasuk Indonesia membuka peluang untuk dimaksimalkan.
Baca Juga: Naik 6,5 Persen, UMP Jakarta 2025 Sebesar Rp5,3 Juta
KBRI Doha telah merencanakan beberapa program peningkatan kerja sama perdagangan dan investasi, dan kunjungan wisman ke Indonesia.
Upaya tersebut antara lain mendorong finalisasi dan penandatanganan Air Service Agreement Indonesia-Qatar. Penguatan instrumen ini dilakukan bekerjasama dengan Qatar Airways, guna mendorong masuknya wisman dan mendorong ekspor Indonesia ke Qatar.
Saat ini kedua negara sepakat menambah frekuensi penerbangan Qatar Airways ke Jakarta menjadi 28 kali per minggu, ke Denpasar menjadi 21 kali per minggu, dan sektor Surabaya dan Medan maksimal 7 kali per minggu.
Selain itu disepakati pula penambahan angkutan kargo udara. Pada pertengahan 2016 ini, KBRI Doha menginisiasi penandatangan MOU Kerja Sama antara Kadin Indonesia dan Kadin Qatar.
Baca Juga: Bulog: Stok Beras Nasional Aman pada Natal dan Tahun Baru
KBRI juga bekerjasama dengan Kadin Qatar melakukan berbagai pertemuan usaha termasuk partisipasi pada ASEAN-Qatar Chamber Joint Seminar dengan melibatkan pelaku usaha dari Indonesia.
Upaya peningkatan ekspor produk kayu dan furniture pada proyek pembangunan Hamad International Seaport dilakukan sebagai tindak lanjut pertemuan Dubes RI dengan Menteri Transportasi dan Komunikasi Qatar pada 24 Mei 2016.(T/P008/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)