Persatuan Mahasiswa Universitas Melbourne Dukung Kampanye BDS

Melbourne, MINA – Sebagai indikasi lebih lanjut dari meningkatnya dukungan untuk Palestina di kampus-kampus di seluruh dunia, Persatuan Mahasiswa (UMSU) baru-baru ini mengeluarkan resolusi mendukung kampanye Boikot, Divestasi, dan Sanksi () global.

Menyatakan pendiriannya, UMSU mengatakan, mereka menentang pendudukan Israel atas Palestina dan mengutuk pembersihan etnis Palestina yang sedang berlangsung.

Mengenai ideologi pendudukan Israel, ia menyatakan “Zionisme sebagai ideologi kolonial yang rasis,” kata UMSU dalam pernyataannya seperti dikutip MEMO, Jumat (6/5).

“Sudah lama menunggu sikap yang jelas dan tegas dari UMSU atas kejahatan-kejahatan ini,” kata UMSU.

Mengomentari solidaritas global yang tumbuh, UMSU menjelaskan bahwa mahasiswa di Palestina dan di seluruh dunia telah menjadi peserta kunci dalam memerangi pendudukan ilegal Palestina, memprotes, mengorganisir dan membuat diskusi di kampus masing-masing.

UMSU juga mengatakan, banyak serikat mahasiswa dan asosiasi di seluruh dunia, Eropa, Amerika Utara dan Australia telah secara resmi mendukung BDS atau beberapa versi solidaritas.

“Pada akhir 1800-an, Zionisme Politik lahir untuk mendirikan rumah Yahudi di Palestina yang bersejarah, mengabaikan penduduk asli Palestina yang tinggal di sana” kata mosi tersebut dalam pengantar resolusi pro-BDS.

“Proyek kolonial ini telah menyebabkan berdirinya Negara Israel, blokade Gaza dan pendudukan Tepi Barat melalui pembantaian, pengusiran paksa dan pembersihan etnis warga Palestina,” tambahnya.

Hal itu menggambarkan Israel sebagai “negara apartheid kolonial pemukim Yahudi”. Mosi tersebut menyatakan, Pendudukan Israel “terus-menerus menyangkal hak penduduk asli Palestina untuk menentukan nasib sendiri, kebebasan, martabat dan kesetaraan”.

“Terinspirasi oleh gerakan anti-apartheid Afrika Selatan, seruan BDS mendesak tindakan untuk menekan Israel agar mematuhi hukum internasional,” gerakan itu berlanjut, sebelum menarik perhatian pada pemboman Israel baru-baru ini di Gaza, serangan terhadap Masjid Al-Aqsa di Yerusalem.

UMSU menyatakan, solidaritas dengan mahasiswa Yahudi, mereka menentang “Setiap dan semua bentuk anti-Semitisme terhadap mahasiswa dari keyakinan Yahudi”.

Mosi tersebut menjelaskan UMSU mengakui bahwa tindakan Israel tidak mewakili komunitas Yahudi. Demikian pula, kejahatan Israel adalah tanggung jawabnya sendiri dan bukan tanggung jawab orang Yahudi di seluruh dunia.

“UMSU sangat mendukung agar Yudaisme dan Zionisme tidak digabungkan menjadi satu” tegas mosi tersebut, sebelum mengesahkan sejumlah Resolusi pro-BDS. “UMSU mendukung gerakan boikot akademik institusi Israel” demikian bunyi mosi itu.

Mereka mendesak Universitas untuk tidak “terlibat dan mengambil untung dari apartheid Israel”, meminta badan pemerintahan berpartisipasi dalam boikot akademik, dan memutuskan hubungan dengan lembaga-lembaga Israel, peneliti dan akademisi yang mendukung penindasan Israel terhadap Palestina.

Menanggapi kritik tersebut, Asisten Profesor, Lana Tatour, mendesak Universitas Melbourne untuk belajar dari murid-muridnya, dan tidak menyamakan Israel dengan Yudaisme yang dianggap sebagai bentuk anti-Semitisme.

“Kejahatan Israel adalah tanggung jawabnya sendiri dan bukan tanggung jawab orang Yahudi di seluruh dunia … Yudaisme dan Zionisme tidak boleh digabungkan menjadi satu,” katanya. (T/R6/R1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: siti aisyah

Editor: Rana Setiawan

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.