Kuala Lumpur, 20 Rabi’ul Akhir 1438/19 Januari 2017 (MINA) – Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, Kamis (19/1) mendesak Myanmar untuk mengakhiri tindakan kekerasan terhadap minoritas Muslim Rohingya.
Setidaknya 66.000 Rohingya telah melarikan diri ke negara tetangga Bangladesh, setelah menuduh pasukan keamanan melakukan pemerkosaan, pembunuhan dan penyiksaan. Tapi Myanmar membantah tuduhan tersebut.
“Terlalu banyak orang telah kehilangan nyawa mereka di Myanmar,” kata PM Najib Razak, berbicara di Kuala Lumpur pada pembukaan pertemuan khusus para menteri luar negeri dari Organisasi Kerjasama Islam (OKI), demikian seperti dilaporkan Worldbulletin yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
“Banyak yang mengalami kematian mengenaskan, dan mereka yang masih hidup menghadapi kekejaman dan penderitaan yang mengerikan,” tambahnya.
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan
“Pembunuhan dan penganiayaan terhadap perempuan dan anak-anak harus dihentikan, hanya karena alasan bahwa mereka adalah Muslim,” katanya.
Nasib Rohingya ditolak kewarganegaraan di Myanmar dan dicerca sebagai imigran ilegal oleh mayoritas penduduk Budha, telah menjadi kemarahan di seluruh dunia Muslim.”Ini harus menjadi perhatian masyarakat internasional secara keseluruhan.”
Najib menambahkan, puluhan ribu orang Rohinya mendekam di kamp-kamp pengungsian sejak kerusuhan besar-besaran tahun 2012. (T/R13/RS1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Jumat Pagi Sinagog Yahudi di Meulbourne Terbakar