Presiden Tajikistan, dari Larangan Jenggot Hingga Bangun Dinasti Kekuasaan

Anak perempuan Presiden Tajikistan Emomali Rahmon, Ozoda Rahmon (Foto: RFE RL)
Anak perempuan Presiden Emomali Rahmon, Ozoda Rahmon (Foto: RFE/RL)

Tajikistan, 18 Rabi’ul Akhir 1437/28 Januari 2016 (MINA) – Pernah dengar tentang kebijakan melarang penggunaan nama ‘asing’ berbau Arab dan Islam di Tajikistan? Atau tentang tindakan semena-mena aparat yang mencukur jengot kaum pria dan menutup toko-toko jilbab di negara itu?

Negara Asia Tengah yang 98% populasinya menganut Islam tersebut bergerak semakin sekuler di bawah kendali presiden yang berkuasa saat ini, Emomali Rahmon. Selain itu, ramai diberitakan politikus yang menjabat kepala negara pada 1992 dan kemudian menjadi presiden sejak 1994 itu tengah membangun dinasti kekuasaan.

Sinyal tersebut semakin kentara dan terbaca. Rabu (27/1) waktu setempat, Rahmon menunjuk putrinya, Ozoda Rahmon, sebagai kepala staf presiden. Demikian RFE/RL melaporkan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Berbagai kalangan melihat langkah terbaru ini, dari serangkaian kebijakan yang ditetapkan Rahmon, bertujuan mengkonsolidasikan kekuasaan di keluarganya selama bertahun-tahun yang akan datang.

Penunjukkan Ozoda, 38, sebagai kepala administrasi presiden diumumkan pada tanggal 27 Januari. Sebelumnya, putri Rahmon ini menjabat wakil pertama menteri luar negeri sejak 2014. Ia tercatat lulusan Universitas Nasional Tajikistan sebelum berangkat belajar ke Amerika Serikat (2004-2006).

Pada akhir Desember, Rahmon menandatangani undang-undang yang memberinya gelar “Pemimpin Bangsa” dan memberi dia dan keluarganya kekebalan seumur hidup dari penuntutan. Jika sejumlah perubahan legislatif disetujui oleh referendum, itu juga akan memungkinkan dia dipilih kembali sebagai presiden hingga masa yang tidak terbatas.

Siasat Lain

Tapi Rahmon, 63, mungkin memiliki rencana lain untuk menjaga kekuasaan tetap berada di lingkaran keluarganya di masa depan. Pekan lalu, anggota parlemen menyetujui amandemen konstitusi yang akan menurunkan usia minimum untuk jabatan presiden dari 35-30 tahun.

“Proposal secara luas dilihat (oleh berbagai kalangan) sengaja dirancang untuk memungkinkan yang lebih tua dari dua putra Rahmon, Rustam Emomali, 28, mencalonkan diri di pemilu berikutnya pada tahun 2020,” ungkap RFE/RL dalam laporannya.

Putra tertua Presiden Emomali Rahmon, Rustam Emomali, 28, (Foto: RFE/RL)
Putra tertua Presiden Emomali Rahmon, Rustam Emomali, 28. (Foto: RFE/RL)

Proposal amandemen konstitusi itu tentu membutuhkan persetujuan dalam sebuah referendum. Namun dengan melihat begitu kuatnya kontrol dan pengaruh Rahmon maka hasilnya sudah pasti ditebak.

Rustam Emomali diangkat sebagai kepala badan antikorupsi negara tahun lalu, setelah membawahkan Dinas Bea Cukai Tajikistan sejak 2013.

Pemilu di Tajikistan telah dirusak oleh tuduhan kecurangan yang masif. Banyak kerabat Rahmon memegang posisi jabatan penting atau mengendalikan berbagai sektor bisnis menguntungkan di Tajikistan, salah satu yang termiskin di lingkup negaa-negara bekas Uni Soviet.

Suami Ozoda, Jamollidin Nuralizoda, adalah Wakil Kepala Bank Nasional Tajikistan atau bank sentral negara itu.

Sementara kakak ipar presiden, Hasan Asadullozoda, membawahkan bank komersial terbesar di negara itu, Oriyonbank, dan dilaporkan memonopoli penjualan aluminium, komoditas ekspor utama negara.

Bos peternakan di era Soviet, Rahmon, 63, adalah salah satu dari beberapa presiden Asia Tengah yang telah berkuasa selama bertahun-tahun, menolerir sedikit perbedaan pendapat, dan dituduh melakukan pelanggaran hak asasi oleh kelompok-kelompok advokasi internasional dan kritikus di dalam negeri. (P022/R02)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Syauqi S

Editor: Widi Kusnadi

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.