Prof. Fahmi Amhar: Vaksin adalah Warisan Peradaban Islam

Bandung, MINA – Cendikiawan Muslim, Pemerhati Sejarah Peradaban Islam, Amhar mengatakan, vaksin adalah warisan peradaban Islam. Ia lahir dari khazanah ilmu pengetahuan medis yang dikembangkan oleh dunia Islam.

“Pada abad ke-17, seorang istri dari soeorang pejabat tinggi di kerajaan Inggris, Lady Mary Wortley Montagu melaporkan bahwa di Turki Utsmani sudah ditemukan metode pengobatan vaksin,” kata Prof. Fahmi dalam acara LCDU Talksow online ertema “Wabah, Covid-19 dan Vaksin dalam Islam Tinjauan Sejarah dan Medis, Sabtu (14/8).

Tidak hanya Lady Montagu, para penulis dan cendikiawan Eropa juga melaporkan hal yang sama. Bahkan hal itu sudah dikembangkan sejak abad ke-13 di Turki Utsmani untuk menanggulangi penyakit cacar.

Kebijakan kesultanan Turki Utsmani pada waktu itu (Sultan Abdul Majid) adalah memberikan vaksin secara gratis kepada masyarakat. Adapun biaya pengembangan vaksin ditanggung oleh anggaran kerajaan. Jadi tidak ada cerita vaksin berbayar.

Untuk sosialisasi kepada seluruh masyarakat di Turki, Kesultanan mengirim para dokter ahli ke seluruh kota-kota besar untuk memberikan pengajaran kepada para dokter dan tenaga medis di kota tersebut tentang metode vaksin

Adapun di Barat, kerajaan Inggrislah yang pertama mengembangkan teknologi vaksin itu. Pertama diterapkan kepada keluarga kerajaan, barulah kemudian kepada masyarakat umum.

LCDU ini didukung oleh Taqwa Yayasan Cerdas Kreaktif Alfa Century, SSC (Sony Sugima Colab), Al-Jama’ah TV dan Syubban Media. Hadir juga dalam acara tersebut dr. Shiddiq Al Hanif Sp. PD, Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dari Al-Fatah Medical Team.  (L/R8/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.