Puasa Ramadhan dan Kesatuan Umat

Oleh Mustofa Kamal, Pendakwah Medsos, Alumni Tarbiyah Wustho Lampung

Tinggal sebentar lagi umat Islam menjalankan ibadah di bulan . Kita lupakan sejenak kesedihan dalam menghadapi dampak virus covid-19 dan kita sambut dengan gembira bulan Ramadhan. Sebagaimana dahulu sahabat-sahabat Rasulullah bergembira menyambut datangnya bulan Ramadhan yang di dalamnya ada ibadah siyam (puasa) sebagai pelebur dosa.

Syari’at Wajibnya Puasa

Shaum (bahasa Arab: صوم ; shaum) atau puasa, bagi orang Islam adalah kegiatan ibadah yang dilakukan pada bulan Ramadhan berupa menahan diri (imsaku) dari makan dan minum serta segala perbuatan yang bisa membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari, dengan syarat tertentu, dengan ikhlas karena Allah untuk meningkatkan ketakwaan.

Puasa adalah  syari’at yang telah ditetapkan Allah dan harus dilaksanakan oleh orang-orang yang beriman satu bulan lamanya, sebagaimana firman Allah dalam Surah Al-Baqarah ayat 183 dan  185 :

يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS Al-Baqarah [2] : 183).

شَهْرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْءَانُ هُدًۭى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَـٰتٍۢ مِّنَ ٱلْهُدَىٰ وَٱلْفُرْقَانِ ۚ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ ٱلشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۖ وَمَن كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍۢ فَعِدَّةٌۭ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ يُرِيدُ ٱللَّهُ بِكُمُ ٱلْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ ٱلْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا۟ ٱلْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا۟ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Artinya: “Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (QS Al-Baqarah [2] : 185).

Lafad ; كُتِبَ  pada surah Al-Baqarah ayat 183 merupakan fi’il madi (kata kerja yang menunjukan telah lalu) yang berarti adalah kewajiban yang telah ditentukan waktunya yakni ibadah puasa pada bulan Ramadhan.

Puasa Ajarkan

Pada hakikatnya umat Islam itu umat yang satu. In seperti yang Allah firmankan :

وَإِنَّ هَـٰذِهِۦٓ أُمَّتُكُمْ أُمَّةًۭ وَٰحِدَةًۭ وَأَنَا۠ رَبُّكُمْ فَٱتَّقُونِ

Artinya : “Sesungguhnya (agama tauhid) ini, adalah agama kamu semua, agama yang satu, dan Aku adalah Tuhanmu, maka bertakwalah kepada-Ku.” (QS Al-Mu’minun [23] : 52).

Firman-Nya yang lain :

إِنَّ هَـٰذِهِۦٓ أُمَّتُكُمْ أُمَّةًۭ وَٰحِدَةًۭ وَأَنَا۠ رَبُّكُمْ فَٱعْبُدُونِ

Artinya : “Sesungguhnya (agama Tauhid) ini adalah agama kamu semua; agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku.” (QS Al-Anbiya [21] : 92).

Ummatan wahidatan (أُمَّتُكُمْ أُمَّةًۭ وَٰحِدَةًۭ) dibaca nasab atau dinasabkan karena menjadi hal atau keterangan keadaan, أُمَّةًۭ hal dan وَٰحِدَةًۭ sifat umat.

Ketika umat Islam menjalankan ibadah puasa menahan lapar dan dahaga, juga dirasakan oleh seluruh muslim di dunia ini. Maka dengan puasa ada hikmah yang bisa diambil, yaitu agar sesama Muslim di dunia bersatu tidak saling bermusuhan, bersatu padu. Sesuai pesan ayat ummatan wahidah.

Umat Islam hendaklah saling menguatkan sebagaimana bangunan yang antara unsur satu dan lainya saling menguatkan. Seperti jasad (tubuh) yang satu ikut merasakan apa yang dirasakan anggota tubuh yang lainnya. Sebagaimana hadits menerangkan :

الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا

Artinya : “Orang mukmin dengan orang mukmin yang lain seperti sebuah bangunan, sebagian menguatkan sebagian yang lain.” (HR Muslim).

Hadits lain menyebutkan :

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ، وَتَعَاطُفِهِمْ، وَتَرَاحُمِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ، إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى

Artinya: “Perumpamaan kaum mukmin dalam sikap saling mencintai, mengasihi dan menyayangi, seumpama tubuh, jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh yang lain akan susah tidur atau merasakan demam.” (HR. Muslim)

Demikianlah, semoga kita diberi kesehatan dan dipanjangkan umur sehingga dapat melaksanakan ibadah puasa secara maksimal pada bulan Ramadhan. Semoga pula kaum mukminin bisa mengambil hikmah di balik ibadah puasa, terutama hikmah persatuan dan kesatuan umat Islam. Aamiin. (A/mus/RS2)

Mi’raj News Agency (MINA)