Doha, 20 Dzulhijjah 1435 H/14 Oktober 2014 M (MINA) – Pemimpin Qatar, Sheikh Tamim Bin Hamad Al-Thani menegaskan, negaranya akan terus mendukung perjuangan dan ketekunan rakyat Palestina guna mendapatkan kembali hak-hak nasional mereka yang sah.
Al-Thani membuat pernyataan Ahad malam ketika ia menerima panggilan telepon dari Khaled Meshaal, Kepala Biro Politik Gerakan Perlawanan Islam Hamas, Ismail Haniyeh dan, wakil kepala biro politik gerakan. DEmikian laporan Qatar News Agency (QNA) dan dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Selasa.
Dalam pembicaraan telepon mereka, baik Meshaal dan Haniya menyatakan terima kasih dan penghargaan mereka atas dukungan yang diberikan Qatar selama Konferensi Donor Internasional untuk rekonstruksi Gaza yang diadakan di Kairo, Ahad lalu.
Meeshal dan Haniya juga memuji pemerintah dan masyarakat Qatar serta upayanya yang terus menerus untuk mendukung perjuangan rakyat Palestina.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
Al-Thani mengatakan, “negara Qatar akan terus mendukung perjuangan dan ketekunan rakyat Palestina untuk mengembalikan hak-hak nasional yang sah mereka.”
Dia menyebutkan, “hak-hak tersebut mencakup penetapan sebuah negara merdeka di tanah mereka dengan Yerusalem sebagai ibukotanya. , berdasarkan solusi dua-negara dalam rangka mencapai perdamaian komprehensif, adil, dan permanen di kawasan itu.”
Selama konferensi yang diadakan di Kairo, Qatar mengumumkan niatnya menyumbangkan AS $ 1 miliar untuk berkontribusi pada pembangunan kembali Jalur Gaza.
Mengenai sumbangan Qatar, Haniya mengatakan, “sumbangan Qatar bukanlah hal baru bagi Qatar, yang selalu berdiri di belakang rakyat Palestina.”
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Al-Thani mengungkapkan, negaranya berupaya untuk mengurangi derita rakyat Palestina, mendukung mereka, dan membantu para korban perang Israel baru-baru ini.
Qatar merupakan salah satu pendukung Hamas, yang memerintah Gaza sejak Juni 2007 sampai Juni 2014 ini telah membuat Doha menjadi target tuduhan mendukung terorisme, khususnya oleh Israel, yang menganggap Hamas sebagai “organisasi teroris”.
Secara umum, para peserta Konferensi Internasional untuk Gaza menyumbang $ 5,4 miliar. Setengah dari jumlah ini akan digunakan untuk merekonstruksi apa yang dihancurkan oleh Israel dalam perang terbaru di Jalur Gaza.
Sisanya belum dialokasikan, tetapi tampaknya itu akan disediakan sebagai dukungan untuk Otoritas Palestina, khususnya bidang ekonomi.
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Menurut Kementerian Luar Negeri Mesir, konferensi ini dihadiri oleh delegasi dari 50 negara, termasuk 30 menteri luar negeri dan lembaga regional dan internasional.
Otorita Palestina telah menyusun anggaran AS $ 4 miliar dari konferensi sebagai bentuk kontribusi untuk merekonstruksi Jalur Gaza, yang diserang oleh Israel pada bulan Juli.
Perang Israel berlangsung 51 hari dan mengakibatkan kerusakan material yang parah serta menewaskan lebih dari 2.000 orang Palestina, yang sebagian besar adalah warga sipil.
Sementara itu, 72 warga Israel tewas dalam perang, 68 di antaranya adalah tentara, menurut laporan resmi yang dibuat oleh kedua belah pihak.
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan
Israel memberlakukan pengepungan di Gaza sejak Hamas memenangkan pemilu legislatif Palestina pada Januari 2006, kemudian diperketat setelah Mujahiddin menguasai Jalur Gaza pada Juni 2007 silam.
Pengepungan Israel hingga kini terus berlanjut meskipun Hamas menyerahkan pemerintahannya dari Gaza ke pemerintah persatuan nasional Palestina pada Juni lalu. (P011/R01)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: KBRI Damaskus Evakuasi 37 WNI dari Suriah
Baca Juga: Jejak Masjid Umayyah di Damaskus Tempat al-Julani Sampaikan Pidato Kemenangan