Ribuan Petani India Bergabung Dalam Protes

Protes petani India di New Delhi. (The Economic Times)

, MINA – Polisi India memperketat keamanan pada Sabtu (30/1) di sekitar kamp-kamp tempat para petani memprotes undang-undang reformasi pertanian yang baru, ketika ribuan petani lainnya datang untuk bergabung dalam protes tersebut.

Pihak berwenang memutuskan akses internet untuk sebagian besar kamp tempat puluhan ribu petani bermarkas sejak November karena mereka menuntut pencabutan undang-undang tersebut, Nahar Net melaporkan.

Ketegangan meningkat sejak unjuk rasa massal traktor pada Selasa (26/1) berubah menjadi amukan di seluruh Delhi. Bentrokan antara petani dan pasukan keamanan itu menewaskan satu orang, ratusan lainnya luka-luka.

Setidaknya 10.000 pengunjuk rasa baru telah tiba sejak Kamis (28/1) untuk mendukung protes, menurut pengamat.

Di kamp-kamp tersebut, banyak petani mengadakan puasa satu hari pada hari Sabtu – peringatan 73 tahun pembunuhan pemimpin kemerdekaan Mahatma Gandhi – dalam upaya untuk menunjukkan bahwa taktik mereka damai, seperti ajaran Gandhi.

Tetapi di luar, selain pemutusan internet, polisi memblokir jalan utama ke kamp Ghazipur di pinggiran Delhi.

Pasukan keamanan tambahan dikerahkan setelah bentrokan meletus pada Jumat antara petani dan penentang protes mereka.

Beberapa kelompok lokal mengatakan, mereka ingin para pengunjuk rasa pulang, tetapi pemimpin petani bersikeras mereka akan tetap tinggal. Ada tuduhan bahwa aktivis sayap kanan telah memanipulasi kontra-protes.

Undang-undang baru memungkinkan petani untuk menjual produk mereka di pasar terbuka setelah puluhan tahun menjual ke lembaga yang dikelola negara.

Para petani mengatakan, perubahan itu berarti pengambilalihan industri pertanian, yang mempekerjakan dua pertiga dari 1,3 miliar penduduk India, oleh konglomerat.

Pemerintah mengatakan, perubahan itu akan meningkatkan efisiensi dan pendapatan pedesaan. (T/RI-1/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.