Cox’s Bazar, Bangladesh, MINA – Sayap rumah sakit di Cox’s Bazar, Bangladesh, yang diperuntukkan untuk menangani para pengungsi Rohingya mengalami kewalahan, karena jumlah pasien begitu banyak seiring arus pengungsi yang masih terus berdatangan ke negara itu.
Banyak pengungsi Rohingya yang datang menyeberangi perbatasan dari Negara Bagian Rakhine, Myanmar, menderia sakit, mengalami luka bakar, luka tembak dan lainnya. Demikian Dhaka Tribune memberitakan yang dikutip MINA.
Rumah sakit pemerintah yang terbesar di distrik tersebut berkapasitas 250 tempat tidur.
Baca Juga: Jerman Batalkan Acara Peringatan 60 Tahun Hubungan Diplomatik dengan Israel
“Sayap ini sendiri menangani 62 pasien, tapi kami hanya memiliki 35 tempat tidur,” kata Liza Nazia, seorang dokter di rumah sakit tersebut. “Banyak anggota keluarga pasien yang terluka juga tinggal di sini, jadi sulit.”
Sayap khusus untuk pengungsi Rohingya tampak luas dari kejauhan, tapi kondisinya sangat tidak layak. Tempat tidur logam yang sempit berderet di dinding ubin, diwarnai oleh bekas darah kering.
Mereka yang tidak punya tempat tidur, terpaksa tidur di atas seprai atau bantal di lantai.
Dilda Begum yang berusia 30 tahun adalah pasien pertama yang di bangsal Rohingya. Ia tiba sekitar sebulan yang lalu.
Baca Juga: Macron akan Umumkan Perdana Menteri Baru Hari Ini
Begum duduk sambil merintih dan menangis di tempat tidurnya. Sebuah luka besar terbuka di bagian belakang kepalanya.
“Saya telah kehilangan kedua putra dan suami saya, dan saya tidak dapat menanggung rasa sakitnya,” katanya, ia menyeka lukanya dengan kain kering.
Lebih dari 536.000 warga Rohingya telah meninggalkan Myanmar sejak 25 Agustus dan menyeberang ke Bangladesh. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Suriah akan Buka Kembali Wilayah Udara untuk Lalu Lintas Penerbangan