Seorang Pria Disabilitas Meninggal Akibat Tembakan Pasukan Israel

Foto: Abdullah Nakamura Satoshi

Yerusalem, MINA – Seorang pria Palestina dengan gangguan pendengaran meninggal pada Jumat (11/12) karena luka yang dideritanya akibat tembakan pasukan Israel.

Menurut keluarga, Abdul-Nasser Walid Halaweh (56) dari kota Nablus, Tepi Barat yang diduduki, ditembak oleh pasukan Israel pada 16 Agustus 2020 ketika melintasi pos pemeriksaan Qalandia, utara Yerusalem yang diduduki.

Saudara perempuannya mengatakan kepada WAFA, pada hari itu, tentara Israel berteriak kepada Halaweh untuk berhenti ketika menyeberangi pos pemeriksaan, tetapi karena gangguan pendengarannya, ia tidak mendengarnya, yang dengan cepat melepaskan tembakan ke arahnya di  kaki menyebabkan dia fragmentasi serius di tulang.

Dia diumumkan meninggal karena komplikasi akibat luka-lukanya.

Bukan hanya orang dengan penyandang disabilitas, tentara Israel juga menargetkan anak-anak.

Sebuah organisasi non-pemerintah mengungkapkan, pasukan Israel membunuh anak-anak menggunakan senjata mematikan saat memukul mundur demonstrasi Palestina. Demikian dikutip dari Anadolu Agency.

Defense for Children International Palestine (DCIP) mendokumentasikan, militer menggunakan senapan Ruger 10/22 dan sejumlah anak telah terbunuh dengan senjata tersebut. Korban terakhir adalah Ali Abu Alia, seorang bocah laki-laki berusia 14 tahun yang menjadi martir di Tepi Barat pada 4 Desember.

Organisasi itu mengatakan klaim Israel senjata itu tidak mematikan adalah pernyataan sangat tidak realistis. Menurut informasi yang dikumpulkan oleh DCIP, Ali Abu Alia ditembak dengan peluru tajam di perutnya saat terjadi bentrokan antara pasukan Israel dan pemuda Palestina dari Desa Al-Mughayyir di timur laut Ramallah.

Menurut laporan organisasi hukum internasional, delapan anak antara usia 13-17 tewas akibat tembakan tentara Israel sejak awal 2020. (T/RE1/RS2)

Mi’raj News Agency (MINA)