Palermo, Sisilia, MINA – Komunitas Islam di Palermo, yang berjumlah sekitar 20.000 orang mengikuti sholat Idul Fitri di Foro Italico, sebuah area pantai terbuka luas yang menghadap ke laut, di kota Palermo, Pulau Sisilia, Kamis (13/5).
Arab News melaporkan ribuan Muslim berkumpul untuk merayakan Idul Fitri 1442H dan berdoa bagi para korban di Palestina.
Petugas memastikan bahwa semua orang memakai masker, membawa sajadah masing-masing dan jarak sosial tetap terjaga, mengingat kota tersebut masih mencatat jumlah kasus Covid-19 yang cukup tinggi.
Khatib dan imam sholat Id adalah Mustafà Boulaalam, imam masjid Piazza Gran Cancelliere.
Baca Juga: Diplomat Rusia: Assad dan Keluarga Ada di Moskow
Masjid ini sebelum tahun 1998 adalah sebuah gereja Katolik dan disumbangkan kepada komunitas Islam oleh mendiang Kardinal dari Palermo, Salvatore Pappalardo.
Imam dari masjid lain di kota dan pusat Islam juga bergabung dalam momen hari raya Idul Fitri ini.
Walikota Palermo Leoluca Orlando mewakili kota tersebut turut hadir dan memberikan harapan terbaiknya kepada komunitas Islam.
“Saat ini kita semua dipanggil untuk membangun persaudaraan dalam menciptakan kedamaian, dan merasa bahwa kita adalah anak-anak dari satu Tuhan. Sayangnya, persaudaraan yang kita semua rindukan ini terus dipermalukan oleh kematian migran di Mediterania, yang mencoba mencapai Eropa dari Afrika Utara, tetapi juga dari bom dan darah yang terjadi di Palestina,” ujar Orlando.
Baca Juga: Penulis Inggris Penentang Holocaust Kini Kritik Genosida Israel di Gaza
“Kita semua harus berjuang untuk mempertahankan hidup dan mengejar persaudaraan antara individu dan masyarakat setelah perdamaian,” tambahnya.
Orlando mengatakan, bahkan tahun ini Idul Fitri adalah hari raya bagi seluruh kota Palermo dan semua warganya, tidak hanya untuk Muslim yang tinggal dan bekerja di sini.
Di ibukota Roma, hanya 1.000 orang yang diizinkan untuk salat di halaman Masjid Agung di utara ibu kota Italia itu.
Pusat Kebudayaan Islam menyarankan mereka yang berusia di atas 70 tahun dan anak-anak untuk tidak hadir. Pusat tersebut memerintahkan setiap orang untuk membawa sajadah yang telah didesinfeksi dan untuk berwudhu di rumah sebelum ke masjid.
Baca Juga: Polandia Komitmen Laksanakan Perintah Penangkapan Netanyahu
“Senang sekali bisa berada di sini lagi, bersama-sama untuk berdoa dan beribadah dengan pencegahan yang ketat. Ramadhan kali ini lebih normal daripada yang kami alami tahun lalu, ketika pandemi mencapai puncaknya. Setidaknya kita bisa pergi ke pusat-pusat Islam, dan sekarang kita bisa merayakannya,” kata Hussein Garoub (20), seorang mahasiswa di Universitas La Sapienza di Roma. (T/R6/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Ratusan Ribu Warga Spanyol Protes Penanganan Banjir oleh Pemerintah