Sultan Perak: Tauhid Harus Jadi Prinsip Bernegara

, 2 Muharram 1437/3 September 2016 (MINA) – Penguasa Kesultanan Perak, Malaysia, Sultan Nazrin Shah, mengatakan praktik tauhid (terkait Keesaan Allah) harus menjadi kebijakan dan prinsip negara karena akan mendorong nilai-nilai keadilan dan persaudaraan dipahami sepenuhnya.

Sultan menegaskan, dengan berpegangan pada praktik tauhid, orang-orang akan menyadari bahwa mereka hamba Allah, sehingga tidak akan ada sifat supremasi, kesombongan, dan keangkuhan.

“Dengan menempatkan diri sebagai hamba Allah, kesetaraan ini akan menanamkan semangat persaudaraan yang penuh cinta,” ujarnya dalam perayaan Maal Hijrah 1438H/2016M, Ahad (3/10), seperti dilaporkan kantor berita Bernama yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Hadir pula dalam kesempatan itu istri Sultan Nazrin Shah, Tuanku Zara Salim, dan Menteri Besar Datuk Seri Dr Zambry Abd Kadir.

Sultan mengatakan semua berkah yang didapatkan masyarakat dan negara harus dihargai, disertai dengan ketaatan kepada hukum Islam.

“Jika kita tersesat dan berada dalam kesulitan, maka kembali ke jalan yang benar dan hidup dengan mengamalkan ajaran Al-Quran dan Nabi,” ungkapnya.

Mengenai hijrah, Sultan mengatakan momen ini adalah dasar untuk membangkitkan semangat untuk berkorban.

“Hijrah telah berhasil mengubah situasi, dari kemiskinan menjadi lapang, dari kelemahan menjadi kuat, dari kekacauan ke perdamaian,” kata Sultan Nazrin Shah.

Pada acara itu, mantan asisten mufti pada Majelis Mufti Perak, Muhamed Abdullah, dipilih sebagai Tokoh Maal Hijrah 2016, sementara mantan mufti Wilayah Federal Datuk Wan Zahidi Wan Teh dianugerahi Ar Ridzuan Special Award.

Mereka masing-masing menerima uang RM10.000 (sekitar Rp31 juta), medali, piagam, dan sertifikat. (P022/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)