UE Tingkatkan Bantuan untuk Korban Tsunami Selat Sunda

Jakarta, MINA – Uni Eropa (UE) mengalokasikan lagi 300.000 euro atau sekitar Rp4,8 miliar dalam pendanaan kemanusiaan untuk Indonesia guna memastikan berlanjutnya pengiriman bantuan untuk keluarga yang terkena bencama tsunami Selat Sunda pada akhir Desember 2018.

Dana tersebut akan secara langsung bermanfaat bagi 6.000 orang yang paling terkena dampak, khususnya mereka yang saat ini mengungsi, di kabupaten Pandeglang yang paling parah.

Alokasi terbaru ini menambah dana yang dialokasi UE sebelumnya sebesar 80.000 euro yang dikirim segera setelah bencana. Artinya, total kontribusi kemanusiaan UE mencapai 380.000 euro.

“Kontribusi dari UE ini menggarisbawahi solidaritas kami dengan rakyat Indonesia,
banyak dari mereka menderita kehilangan rumah, mata pencaharian, dan barang-barang saat tsunami,” kata Christos Stylianides, Komisaris untuk Bantuan Kemanusiaan dan Manajemen Krisis, dalam sebuah keterangan yang disampaikan perwakilan UE di Jakarta, Jumat (8/2).

“Bantuan tambahan ini akan memungkinkan mitra kami memberikan dukungan penting untuk mengatasi kebutuhan paling mendesak para keluarga yang terdampak, untuk membantu mereka bangkit secepat mungkin,” jelas Christos.

Bantuan UE akan fokus pada pemberian bantuan pertolongan melalui distribusi hibah tunai kepada orang-orang yang terkena dampak, memungkinkan mereka untuk memenuhi kebutuhan mereka yang paling mendesak seperti makanan, air, dan barang-barang bantuan penting lainnya.

Prioritas akan ditempatkan pada kelompok rentan, termasuk orang tua, orang-orang dengan disabilitas dan perempuan kepala rumah tangga, yang saat ini tinggal di pemukiman sementara dan kamp di daerah pedesaan, pesisir dan pinggiran kota. Kit kebersihan juga akan diberikan kepada wanita dan anak perempuan, untuk memungkinkan pemeliharaan praktik kebersihan yang baik.

Pendanaan UE disediakan melalui European Civil Protection and Humanitarian Aid Operations (ECHO) of the European Commission Komisi Eropa, melalui mekanisme Small Scale Response.

Segera setelah tsunami, seorang ahli kemanusiaan dari ECHO dikerahkan ke daerah yang terkena dampak untuk menilai kebutuhan kemanusiaan yang timbul dari bencana tersebut. Bencana terjadi ketika Indonesia masih berjuang untuk pulih dari gempa bumi di Lombok (Juli 2018) dan Sulawesi Tengah (September 2018), merenggut ribuan nyawa dan meninggalkan jejak kehancuran.

Uni Eropa telah menyediakan total lebih dari 2 juta euro untuk tanggap kemanusiaan terhadap bencana alam ini. (T/R11/RS3)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.