UMNO-PAS Demo Pertahankan Hak Istimewa Islam dan Melayu


Kuala Lumpur, MINA – Para pemimpin dari partai-partai oposisi utama Malaysia, United Malays National Organization (UMNO) dan Parti Islam Se-Malaysia (PAS) dalam aksi demo berjanji untuk tetap bersatu dalam isu-isu yang berkaitan dengan agama Islam dan ras Melayu.

Dalam pidato mereka masing-masing menentang Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial (ICERD) pada Sabtu (8/12), Presiden UMNO Zahid Hamidi dan Presiden PAS Abdul Hadi Awang mengatakan bahwa jumlah besar pendukung dari aksi adalah tanda positif bagi Channel  News Asia melaporkan.

Zahid mengatakan, “Kami berkumpul di sini sebagai satu simbol. Pemerintah Pakatan Harapan saat ini tidak boleh bermain bodoh dengan orang-orang ini. Jika mereka melakukannya, kami akan bersatu dan berkumpul lagi seperti yang telah kami lakukan hari ini.”

“Kolaborasi antara UMNO dan PAS dibuat untuk isu-isu terhadap Islam dan Melayu. Ini bukan kemitraan politik, tetapi kemitraan untuk rakyat. Saya berharap kedua pendukung akan bersatu mulai sekarang dan seterusnya,” kata mantan wakil perdana menteri itu.

Hadi Awang memuji upaya kedua belah pihak, serta berbagai Organisasi Non-Pemerintah (LSM) berkumpul di Dataran Merdeka untuk demonstrasi.

“Alhamdulillah, lihat respon dari orang-orang hari ini, sangat bagus. Beberapa dari Anda yang sebelumnya mendukung (Pakatan Harapan) pemerintah, telah memutar balik untuk mendukung kami,” katanya.

Hadi adalah Anggota Parlemen untuk konstituensi Marang di Terengganu, juga berbicara tentang bagaimana anggota parlemen dari PAS dan UMNO bekerja sama untuk memberikan tekanan pada pemerintah Pakatan Harapan pimpinan Perdana Menteri dr. Mahathir Mohammad menyoal ICERD.

“Kami, para anggota parlemen mengatakan kepada mereka, jika Anda setuju untuk meratifikasi ICERD dan membawanya ke parlemen, kami akan mengirim jutaan orang ke jalan-jalan, karena berkumpul d ijalan-jalan juga merupakan bentuk demonstrasi damai,” lanjutnya.

ICERD adalah Konvensi PBB yang mengecam diskriminasi dan menyerukan kepada negara-negara untuk menerapkan kebijakan penghapusan diskriminasi rasial dalam semua bentuknya.

Mahathir tentang ICERD

Sebelumnya pada bulan September, PM Mahathir mengatakan dalam sidang Majelis Umum PBB bahwa Malaysia akan meratifikasi semua konvensi hak asasi manusia yang belum diadopsi, termasuk tindakan terhadap diskriminasi rasial.

“Dalam konteks inilah pemerintah baru Malaysia telah berjanji untuk meratifikasi semua instrumen inti PBB terkait dengan perlindungan manusia,” ujar Mahathir.

Namun dia menambahkan, “Ini tidak akan mudah bagi kami karena Malaysia adalah multietnis, multiagama, multikultural dan multibahasa.”

Kemudian pada bulan November, Pemerintah Malaysia membatalkan keputusannya dan memilih untuk tidak meratifikasi ICERD karena akan membutuhkan dua pertiga mayoritas di parlemen untuk mengamendemen Konstitusi Federal.

“ICERD mempromosikan kebebasan dan sedikit diskriminasi. Pasal 153 (Konstitusi) memberikan beberapa keistimewaan kepada masyarakat pribumi, yang berarti beberapa mungkin menafsirkannya sebagai diskriminatif,” ujarnya kepada media.

“Jika kami mencoba menghapuskan hak-hak istimewa ini, itu akan melanggar Pasal 153,” lanjutnya.

Pemerintah Pakatan Harapan tidak memiliki dua pertiga mayoritas di Parlemen. Beberapa anggota parlemen Pakatan Harapan menyatakan bahwa mereka tidak mendukung ratifikasi.

Ratifikasi yang diusulkan ICERD juga mengundang kritik dan protes dari perwakilan pemerintah dan oposisi serta LSM.

Banyak yang khawatir bahwa penerapannya dapat merusak beberapa keistimewaan yang tertuang dalam Konstitusi Federal dan melemahkan hak istimewa bagi etnis Melayu, yang membentuk mayoritas di negara tersebut.

Aksi Himpunan 812

Kerumunan massa yang disebut Himpunan 812, membentang sepanjang 1 km di sepanjang Jalan Raja, antara masjid Jamek dan Masjid Nasional. Media setempat melaporkan.

Polisi Malaysia mengatakan bahwa ada 55.000 orang yang menghadiri aksi itu.

Namun, koordinator lapangan, Kamaruzaman Mohamad mengatakan bahwa panitia memperkirakan ada 300.000 orang yang hadir.

Demonstrasi itu bersifat damai, dengan Kamaruzaman berulang kali mengingatkan orang banyak untuk tidak merusak fasilitas umum dan tetap mendengarkan instruksi dari petugas polisi.

Massa pun mengambil pelajaran dan tidak ada bentrokan di sepanjang acara.

Setelah aksi berakhir, banyak yang terlihat mengambil sampah di lokasi demo, sementara kerumunan massa bubar.

Di antara yang hadir untuk berunjuk rasa adalah mantan perdana menteri Najib Razak dan istrinya, Rosmah Mansor.

Namun dia tidak berbicara di panggung dan hanya bergabung dengan politisi UMNO dan PAS yang duduk di depan panggung. (T/RS2/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Ali Farkhan Tsani

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.