Wahyudi KS : Kaderisasi Remaja Muslim Harus Ditingkatkan

Mudir Shuffah Al-Fatah Cileungsi sedang diwawancarai oleh wartawan MINA (Foto : Risma/MINA)
Mudir Shuffah Al-Fatah Cileungsi sedang diwawancarai oleh wartawan MINA (Foto : Risma/MINA)

Islam memandang posisi atau remaja di masyarakat bukan menjadi kelompok pengekor yang sekedar berfoya-foya, membuang-buang waktu dengan aktivitas-aktivitas bersifat hura-hura dan tidak ada manfaatnya. Islam menaruh harapan yang besar kepada para pemuda untuk menjadi pelopor dan motor penggerak dakwah Islam.

Saat ini, para pemuda telah dihadapkan pada tantangan globalisasi dalam ranah kesekuleran sehingga lahir generasi muda yang apatis, pragmatis, dan alergis. Apatis terhadap permasalahan umat yang merupakan efek dari sistem sekuler yang menawarkan semangat nasionalisme, pragmatis dalam mengambil keputusan dan berfikir sehingga kecerdasan dan pemikiran cemerlang tak kan kita dapati pada hal ini, terakhir adalah alergi kepada aturan yang syar’i sehingga menghasilkan generasi yang rusak secara pemikiran dan tingkah laku.

Untuk mengungkap lebih jauh tentang remaja di tengah arus globalisasi, berikut Reporter Mi’raj Islamic News Agency (MINA) dengan Mudir Shuffah Al-Fatah Cileungsi Bogor, Jawa Barat, Wahyudi KS.

MINA : Bagaimana peran remaja Muslim saat ini?

Wahyudi KS : Peran remaja saat ini belum memperlihatkan kiprah yang optimal. Remaja sekarang cenderung masih suka berfoya-foya dan memiliki gaya hidup hedonisme, padahal tanggung jawab melihat kondisi saat ini sangatlah berat, hampir tidak ada waktu untuk bermain.

MINA : Apa peran remaja Muslim saat ini sudah sesuai dengan nilai Islam?

Wahyudi KS : Bisa dibilang,  remaja Muslim saat ini masih jauh dari nilai Islam. Kita prihatin pada kurangnya sensitifitas para remaja saat ini, karena persentase remaja yang berkomitmen dalam nilai Islam sangatlah sedikit.

Namun, kami tidak berputus asa melihat hal ini, karena Allah sudah berjanji dan kita yakin Allah akan memenuhi janjinya, seperti yang sudah tertera dalam Qs. Al-Maidah: 54, Qs. At-Taubah: 38-39, dan Qs. Muhammad: 38. Kita tidak ragu sedikit pun karena semua akan diganti dengan yang lebih baik sesuari yang tertera dalam firman-Nya.

MINA : Bagaimana caranya memperbaiki akhlak remaja Muslim?

Wahyudi KS : Caranya adalah remaja saat ini harus lebih mendekatkan diri pada Allah Ta’ala, berkiprah dalam menghadapi masalah-masalah umat untuk meningkatkan kualitas diri. Karena kedepannya berbagai tantangan  dan cobaan akan semakin berat.

Jika kualitas remaja Muslim tidak ditingkatkan aqidahnya, kualitas keilmuan dan wawasannya, dan kualitas interaksinya dengan berbagai kalangan, maka akan sulit untuk berkiprah.

MINA : Bagaimana cara menumbuhkan kaderisasi dalam pribadi remaja Muslim?

Wahyudi KS : Kaderisasi bukan hal yang spontan, karena itu adalah proses bertahap serta harus disadari oleh semua pihak. Jika hal ini tidak disadari oleh semua pihak maka akan terjadi benturan dan kesalah pahaman. Namun, jika semua pihak memahami kaderisasi maka semuanya akan berkiprah secara simultan (bergerak bersama).

Sebagaimana saya mengkhususkan anak-anak kelas tiga dibina secara khusus dan intensif, itu semua dalam rangka proses kaderisasi. Agar generasi ke generasi terus tersambung agar tidak kehilangan estafeta agar tidak kehilangan estafeta dalam melakukannya karena akan terjadi kesenjangan jika hal itu sampai terjadi.

MINA : Bagaimana menyikapi remaja yang tidak percaya diri akan identitas dirinya sebagai Muslim?

Wahyudi KS : Kehilangan jati diri seperti itu karena tidak mendalami Islam secara mendasar, hanya kulitnya saja. Tidak memahami substansinya. Menumbuhkan keyakinan seperti ini tidak mudah, perlu pendampingan secara terus menerus dan bertahap mereka tidak malu untuk menunjukkan kiprah mereka sebagai Muslim.

Tumbuhkan mentalitas yang mendidik dengan cara menumbuhkan motivasi dalam diri mereka, seperti dalam Qs. Fussilat: 33.

MINA : Apakah peran media Islam sangat penting dalam menyikapi kaderisasi remaja Muslim?

Wahyudi KS : Ketika media Islam memiliki kepedulian pada kaderisasi, maka media akan lebih banyak memunculkan konten tentang sistem kaderisasi agar bisa dijadikan informasi. Tidak cukup hanya memberikan informasi, namun juga harus menampilan pointer-pointer tentang kaderisasi yang bisa dimanfaatkan oleh orang lain, sehingga orang lain bisa melakukan yang sama.

MINA : Apa pesan yang ingin ustdaz sampaikan terkait kaderisasi remaja?

Wahyudi KS : Pesan saya pada remaja Muslim untuk dekat dengan para ulama, maksudnya belajar dan makin dekat dengan Allah dalam menghadapi berbagai urusan. Jika tidak dekat dengan Allah maka segala urusan akan terasa berat, tapi jika kita dekat dengan Allah hampir semua urusan akan mudah diselesaikan.

Sebagaimana dalam Qs. At-Talaq: 2-3, dimana Allah akan memberikan solusi dan jalan keluar serta memberikan rezekinya yang tidak terduga pada orang yang bertaqwa dan tawakal. Nah, dalam konteks ini, remaja akan dipermudah dalam urusannya dan tidak dibuat pusing dalam menyelesaikan permasalahan hidupnya. (L/mar/ima/R02)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

 

Wartawan: Admin

Editor: Bahron Ansori

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.