Gaza, MINA – Direktur Jendral Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pada Ahad (13/10) malam, operasi WHO-Bulan Sabit Merah Palestina berhasil kembali menjangkau dua rumah sakit di Gaza Utara.
“WHO dan mitra akhirnya berhasil mencapai rumah sakit Kamal Adwan dan Al-Sahaba kemarin, setelah 9 kali upaya pekan lalu,” tulisnya di platform media sosial X. The New Arab melaporkan.
“Misi tersebut diselesaikan di tengah agresi yang sedang berlangsung,” tambahnya.
Ia mengatakan, pengemudi telah menjadi sasaran “pemeriksaan keamanan yang memalukan” dan bahkan ditahan sementara di sebuah pos pemeriksaan “yang tidak dapat diterima.”
Baca Juga: IDF Akui Kekurangan Pasukan untuk Kendalikan Gaza
WHO terus mengkritik hambatan yang dibuat oleh otoritas Israel dalam misi pasokan dan evakuasi pasien ini.
“Misi satu kali saja tidak cukup. Ada kebutuhan berkelanjutan untuk memasok kembali rumah sakit agar tetap berfungsi,” kata Tedros, mengulangi seruannya untuk memfasilitasi misi kemanusiaan secara berkelanjutan dan memastikan keselamatan bagi staf kemanusiaan dan untuk gencatan senjata.
Menurut WHO, 13 pasien dalam kondisi kritis telah dipindahkan dari RS Kamal Adwan ke Al-Shifa di Kota Gaza.
“Rumah sakit kewalahan dan masih melayani sekitar 60 pasien rawat inap dan menerima sedikitnya 50-70 pasien luka setiap hari,” kata Tedros.
Baca Juga: Hamas Tegaskan, Tak Ada Lagi Pertukaran Tawanan Israel Kecuali Perang di Gaza Berakhir
Enam pasien lain yang telah dipindahkan sebelumnya dari Rumah Sakit Al-Awda ke Kamal Adwan juga dibawa ke Al-Shifa, bersama dengan orang-orang yang mendampingi mereka.
Misi pasokan ulang juga mengirimkan 20.000 liter (5.300 galon) bahan bakar untuk menjaga Kamal Adwan dan Al-Awda tetap beroperasi, dan 23.000 liter bahan bakar dikirimkan ke Rumah Sakit Al-Sahaba, bersama dengan 800 unit darah dan obat-obatan serta perlengkapan penting.
Bahan bakar tersebut terutama digunakan untuk menjalankan generator rumah sakit guna memastikan pasokan listrik.
Infrastruktur rumah sakit di seluruh Jalur Gaza sangat rapuh setelah setahun perang, dengan banyak fasilitas yang terkena penembakan atau pertempuran.
Baca Juga: Hamas: Rakyat Palestina Tak Akan Kibarkan Bendera Putih
Militer Israel menuduh Hamas, yang menguasai Jalur Gaza dan melakukan serangan 7 Oktober 2023 di Israel yang memicu perang, beroperasi di bawah perlindungan gedung-gedung ini, yang telah meningkatkan perlindungan berdasarkan aturan perang. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Israel Makin Terisolasi di Tengah Penurunan Jumlah Penerbangan