Direktur Madrasah Minta Maaf dan Beri Sanksi Penyusun Soal Berbau Kekerasan

Direktur Madrasah M Nur Kholis Setiawan. (Foto: ditpenmad)

 

Jakarta, 12 Rabiul Awwal 1438/12 Desember 2016 (MINA) – Direktur Pendidikan Madrasah (Ditpenmad) M. Nur Kholis Setiawan menyampaikan permohonan maaf atas beredarnya soal ujian Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Kabupaten Bogor pada mata pelajaran Bahasa Sunda, karena memuat narasi yang dinilai mengandung unsur kekerasan dan pornografi.

Pihaknya mengaku sudah melakukan penelusuran dan mendapatkan klarifikasi dari penyusun soal yang tergabung dalam Kelompok Kerja Madrasah Ibtidaiyah (KKMI) Kabupaten Bogor.

“Direktorat Pendidikan Madrasah selaku penanggung jawab pembinaan madrasah meminta maaf kepada masyarakat bahwa ada hal-hal yang tidak pas dalam konteks kehidupan kekinian. Ini akan menjadi bahan koreksi secara serius untuk perbaikan di masa mendatang,” kata M. Nur Kholis Setiawan di Jakarta, Senin (12/12), dalam keterangan pers yang dikutip MINA.

Tim Direktorat Pendidikan Madrasah sudah memanggil penyusun soal untuk klarifikasi dan sudah memberikan sanksi untuk tidak terlibat dalam penyusunan soal dalam satu tahun ke depan.

Agar kejadian yang sama tidak terulang, Ditpenmad akan menerapkan sistem kontrol berlapis dalam proses penyusunan soal, mulai dari Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag, Kasi Pendidikan Madrasah Kab/Kota, lalu ke KKM yang ada di seluruh Indoensia. Proses kontrol ini juga akan melibatkan pengawas madrasah sesuai dengan tugas dan fungsinya.

“KKM sebagai wadah komunikasi ke depan harus berkoordinasi intensif dengan Pengawas, Kankemenag, dan Kanwil. Selain itu, akan dilakukan juga pembinaan dan supervisi berjenjang Kab/Kota hingga provinsi,” tegasnya.

Menurut Guru Besar UIN Sunan Kalijaga ini, pihak KKMI Kabupatan Bogor juga sudah menyampaikan klarifikasi secara tertulis. KKMI meminta maaf kepada masyarakat Bogor atas beredarnya soal tersebut.

KKMI Bogor juga sudah meminta penjelasan kepada penyusun soal. Guru yang bersangkutan mengaku tidak ada unsur kesengajaan untuk membuat keresahan dan kegaduhan. Namun demikin, guru tersebut menyadari kekeliruannya dan meminta maaf.

Dalam soal ujian akhir kelas V MI di Kabupaten Bogor untuk mata pelajaran Bahasa Sunda, memuat cerita rakyat bertajuk Sasakala (asal usul suatu tempat) Cieunteung. Berlatar Kabupaten Sumedang, penggalan cerita rakyat ini berkisah tentang seorang gadis yang menolak saat dilamar pemuda, sehingga diperkosa, lalu dibunuh.

Keberadaan narasi ini dalam soal UAM Madrasah Ibtidaiyah menuai protes masyarakat karena dianggap tidak tepat, apalagi mengandung unsur kekerasan dan pornografi. (T/ima/P001)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Risma Tri Utami

Editor: Rudi Hendrik

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.