Di Tengah Memanasnya Konflik Myanmar, MER-C Kirimkan Tim

Lembaga Kemanusiaan berangkatkan tim ke . (Foto: MINA/Rahmi)

Jakarta, MINA – Lembaga Kemanusiaan Medical Emergency Rescue Committe (MER-C) mengirim tim relawan di tengah memanasnya konflik antara militer Myanmar dengan etnis Rohingya, guna menindak lanjuti pembangunan (RS) Indonesia di wilayah tersebut.

Relawan yang berangkat ke Myanmar adalah Ir. Faried Thalib dan Ir. Nur Ikhawan Abadi, yang dua-duanya adalah unsur pimpinan Pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Gaza sebelumnya.

Pimpinan MER-C akan melakukan penandatanganan kontrak perjanjian pengerjaan pembangunan RS Indonesia di Rakhine, Myanmar antara MER-C dengan pihak pekerja pembangunan dari warga lokal Myanmar.

Presidium MER-C Joserizal Jurnalis menjelaskan, tim juga akan mencari akses untuk bantuan kemanusiaan ke daerah-daerah konflik di sana.

Menurut Nur Ikhwan Abadi, keberangkatannya ke negara Myanmar adalah sebuah momentum yang bertepatan dengan gencarnya konflik di Myanmar.

“Ini momentum yang tepat ketika sedang gencarnya konflik di Myanmar, kita bisa masuk ke wilayah itu, momentum ini yang kita ambil sebagai komitmen kita (warga Indonesia-red) untuk mengambil peran penting sebagai penengah,” katanya kepada MINA di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, di menjelang keberangkatan ke Myanmar, pada Rabu pagi (6/9) pukul 03.30 WIB.

RS Indonesia ini dibangun sebagai simbol kerjasama akrab Indonesia dan Myanmar sejak RI merdeka, maupun sebagai simbol perdamaian untuk menyatukan warga Myanmar dari 143 suku bangsa di negara yang dahulu bernama Burma itu.

Dilaksanakan MER-C bersama Palang Merah Indonesia (PMI) dengan dukungan pemerintah melalui Wakil Presiden HM Jusuf Kalla dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, juga masyarakat Budha di Indonesia.

“Misinya RS Indonesia ini, tujuannya bisa memberikan pelayanan kemanusiaan yang baik kepada semua orang Myanmar tidak ada pemisah atau membedakan antara suku, ras dan agama,” ujar Nur Ikhwan yang juga wartawan MINA.

Ia menambahkan selain penandatangan kontrak, juga menyerahkan pembayaran kepada pekerja bangunan tahap pertama yang telah selesai yaitu pembangunan pagar keliling luas rumah sakit dan timbunan dengan total sekitar 27.000 dolar AS.

“Tahap pertama selesai, untuk sekarang tahap kedua yaitu pembangunan tempat tinggal doktor dan perawat, dan tahap ketiga yaitu bangunan utama dan alat-alat medis insya Allah rencananya November mendatang,” tambahnya.

Ia menjelaskan proses perizinan untuk pembangunan RS Indonesia di Myanmar cukup rumit dan memakan waktu lama terhitung sejak 2012, baru bisa memulai pembangunan tahun 2017.

“Proses pembangunan RS di Myanmar ini cukup lama, sekitar 5 tahun, di Gaza saja tidak selama ini, 2009 mulai proses perizinan lalu 2011 kita mulai bangun, 2016 di resmikan,” jelasnya. (L/R10/P2-P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Wartawan: Hasanatun Aliyah

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.