MER-C Bentuk Tim Monitoring Pasien Dalam Pemantauan COVID-19

Jakarta, MINA – Lembaga Kegawatdaruratan Medis Medical Emergency Rescue Committee () terus membentuk tim relawan untuk monitoring pasien dalam . Pasien dipantau saat ini adalah pasien yang sudah pulang dari rumah sakit dan melanjutkan isolasi mandiri di rumah.

“Sejak merebaknya wabah COVID-19 di Indonesia, selain menyalurkan bantuan APD (Alat Pelindung Diri) bagi tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan, sejak Maret 2020,” jelas Manajer Operasional Rima Manzanaris.

Rima menerangkan, program ini dilakukan untuk membantu penderita COVID-19 mendapatkan edukasi terkait isolasi mandiri. Pelaporan ke pihak puskesmas dan melaporkan hasil pemeriksaan laboratorium yang masih sering belum diketahui pasien, demikian keterangan yang diterima MINA.

dalam pemantauan COVID-19 dilakukan selama kurang lebih 14 hari sejak pulang dari RS atau disesuaikan dengan kondisi pasien.

“Sebanyak 25 relawan medis tergabung dalam tim, yang terdiri dari tiga orang dokter spesialis, 21 orang dokter umum dan satu orang perawat,” katanya.

Salah satu relawan dalam tim, dr. Tasykuru Rizka, memaparkan bahwa tim relawan MER-C tetap berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dalam hal program monitoring ini. Data sementara jumlah pasien yang dimonitoring sebanyak 101 orang.

Lebih lanjut Iis, sapaan akrabnya, memaparkan bahwa tim relawan MER-C melakukan monitoring melalui whatsapp, SMS dan telepon yang dilakukan setiap tiga hari sekali kepada pasien, setiap relawan memantau dua sampai empat orang pasien.

Tim akan menanyakan kondisi pasien serta memantau keluhan lain, kemudian dilanjutkan dengan memberikan edukasi terkait isolasi mandiri.

Keharusan untuk melapor ke puskesmas, indikasi harus ke rumah sakit, dan membantu menyampaikan hasil swab kepada pasien dan puskesmas setempat untuk melakukan contact tracing. (R/R8/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.