Banjir Demak, Sebanyak 25.518 Warga dari 25 Desa Mengungsi

Desa Karanganyar, Kabupaten Demak, Jawa Tengah terendam banjir pada Februari 2024. (Istimewa)

Demak, MINA – Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Demak M. Agus Nugroho Luhur Pambudi mengatakan, jumlah pengungsi yang terdampak bencana banjir di kabupaten Demak, Jawa Tengah sebanyak 25.518 warga.

“Jumlah pengungsi 25.518 jiwa dengan jumlah desa kurang lebih 25 desa di tiga kecamatan,” kata Agus di Demak, Jumat (16/2).

Wilayah yang masih terdampak banjir menurut Agus meliputi 12 desa di Kecamatan Karanganyar, 7 desa di Kecamatan Gajah dan 6 desa di Kecamatan Mijen.

Banjir yang melanda beberapa Kecamatan di Kabupaten Demak ini selain curah hujan juga terjadi tanggul jebol telah berlangsung selama hampir lebih dari satu pekan, hingga mengakibatkan ribuan masyarakat mengungsi.

Baca Juga:  Aksi Protes di Depan Kedubes AS, Setop Aksi Genosida di Gaza

Peristiwa ini tercatat sebagai salah satu kejadian bencana dengan jumlah pengungsi terbanyak di awal tahun 2024.

Dalam kejadian ini Pemerintah Kabupaten Demak menetapkan status tanggap darurat bencana banjir di Kabupaten Demak tahun 2024 melalui Surat Keputusan Bupati Demak Nomor 360/44 Tahun 2024. Status tanggap darurat berlaku 14 hari mulai tanggal 6-19 Februari 2024.

Agus menjelaskan, berdasarkan hasil kaji cepat yang dilakukan BPBD Kabupaten Demak, kondisi banjir yang merendam sebagian besar wilayah dengan julukan “Kota Wali” itu sudah berangsur surut.

Menurut Agus, beberapa ruas jalan utama sudah mulai dapat dilalui kendaraan roda 2 maupun 4 dengan kecepatan terbatas. Kendati mulai surut, namun cakupan wilayah terdampak banjir justru semakin meluas.

Baca Juga:  AWG Gelar Demo Peringatan Nakba ke-76 di Depan Kedubes AS

“Untuk sore hari ini air memang sudah mulai surut. Tetapi genangan meluas menjadi tiga kecamatan saat ini, dari awalnya hanya dua kecamatan,” jelas Agus.

Kondisi surutnya genangan banjir di Demak ini menurut Agus adalah bagian dari hasil jerih payah tim gabungan, khususnya Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Jeratunseluna yang mulai berhasil menambal tanggul-tanggul jebol setelah kehilangan kemampuan menahan debit air akibat curah hujan yang tinggi.

“Air surut ini memang keberhasilan dari teman-teman BBWS Jeratunseluna untuk menambal tanggul yang jebol,” tambahnya. (L/R5/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Hasanatun Aliyah

Editor: Ismet Rauf