PM Israel Harapkan Normalisasi Hubungan Dengan Turki

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (tengah) saat menghadiri Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, 22 Januari 2015 (Foto: Facebook)
Perdana Menteri (kedua dari kanan) saat menghadiri Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, 22 Januari 2015 (Foto: Facebook)

Davos, Swiss, 13 Rabi’ul Akhir 1437/23 Januari 2016 (MINA) – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan harapan untuk bisa menormalisasi hubungan dengan .

Ia mengklaim sedang dalam pembicaraan dengan Turki mengenai upaya pemulihan hubungan, Hurriyet Daily News melapokan, Jumat (22/1) waktu setempat, yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Berbicara kepada Anadolu Agency di sela-sela pertemuan Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, Netanyahu mengatakan, “Kami berbicara dengan mereka (pejabat Turki), dan mereka berbicara dengan kami dan jika kita berhasil, itu akan baik bagi dua negara ini.”

Baca Juga:  Ismail Haniya Ucapkan Terimakasih Atas Rencana Pembangunan RS Ibu dan Anak di Gaza

Ketika menanggapi pertanyaan tentang apakah ia berharap hubungan sebaiknya dikembalikan ke jalurnya, PM Netanyahu mengatakan, “Kami selalu berharap.”

Hubungan antara Israel dan Turki telah memburuk sejak 31 Mei 2010, ketika tentara Israel menyerang armada kemanusiaan, sebagian besar aktivis Turki, menewaskan 10 orang di atas kapal , yang terbesar dari enam kapal yang membawa bantuan ke .

Lebih dari lima tahun kemudian, Turki dan Israel telah memulai pembicaraan untuk menormalkan hubungan, seperti dikonfirmasi sumber-sumber diplomatik Turki bulan lalu.

Dalam rangka memulihkan hubungan, Turki telah menuntut permintaan maaf dari Israel, kompensasi untuk keluarga korban yang tewas dalam serangan, dan pengangkatan blokade atas yang telah berlangsung selama delapan tahun.

Baca Juga:  Haneyya: Hamas Sepakat Lanjutkan Perundingan Genjatan Senjata

Juru bicara kepresidenan Turki, İbrahim Kalin, saat konferensi pers akhir Desember 2015, menegaskan Turki akan berusaha untuk menerima uluran tangan Israel jika ketiga syarat tersebut dipenuhi dan dipatuhi oleh ‘Negeri Yahudi’.

Pada awal Januari, Presiden mengatakan Turki dan Israel adalah dua negara di Timur Tengah yang saling membutuhkan.

“Israel sangat membutuhkan sebuah negara seperti Turki di kawasan ini. Kita harus mengakui bahwa kita juga perlu Israel,” ujar Erdogan ketika kembali dari perjalanan resmi ke Arab Saudi. (P022/R02)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Wartawan: Syauqi S

Editor: Bahron Ansori

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.