Israel Setujui 153 Pemukim Baru di Tepi Barat

(Foto: Worldbulletin)
(Foto: Worldbulletin)

Tepi Barat, 16 Rabi’ul Akhir 1437/26 Januari 2016 (MINA) – Kementerian Pertahanan menyetujui rencana pembangunan 153 unit pemukiman baru di Tepi Barat yang diduduki, juru bicara Pengawas Pemukiman Israel ‘’ mengatakan.

“Rencana tersebut sudah berjalan sejak pekan lalu, yang melibatkan pemukiman kecil di daerah Ariel, Tepi Barat utara, penyelesaian pemukiman di daerah Hebron dan penyelesaian blok Gush Etzion,” kata Hagit Ofran dalam keterangannya pers, Senin (25/1) kemarin.

Menurut Ofran, keputusan itu menandai akhir dari pembekuan konstruksi informal di wilayah yang berlangsung selama 18 bulan, demikian Worldbulletin dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), melaporkan.

Lebih lanjut, Ofran mengatakan, pada 28 Desember lalu, Israel berusaha untuk menghidupkan kembali rencana untuk membangun pemukim baru Yahudi di Tepi Barat yang diduduki dikenal sebagai komplek E1.

Dalam laporannya, Ofran mengatakan, berdasarkan data pemerintah yang diperoleh dari Freedom of Information Act mengungkapkan, Israel sedang mencari cara untuk membangun 55.548 unit di Tepi Barat, termasuk dua pemukiman baru, yang terdiri lebih dari 8.300 rumah di komplek E1.

Komplek E1 berdekatan dengan pemukiman Maaleh Adumim sebelah timur Al-Quds yang akan membagi Tepi Barat menjadi dua bagian dan kemungkinan sebagian akan mencaplok wilayah Palestina yang berdekatan.

“Luas pemukiman Maale Adumim dan komplek E1 merupakan salah satu daerah yang paling sensitif dalam hal urusan solusi dua negara,” tulis keterangan Peace Now.

“Untuk alasan ini, setiap kali pemimpin Israel mencoba untuk mempromosikan rencana pembangunan di komplek E1, masyarakat internasional akan mengutuk keras mereka,” imbuh keterangan itu.

Sebelumnya, Amerika Serikat, PBB dan Uni Eropa menentang semua rencana pembangunan permukiman Israel dan menyuarakan keprihatinan khusus tentang rencana pembangunan di komplek E1.

Pada 2013 lalu, Israel dihadapkan pada tekanan internasional, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memveto pembangunan sekitar 1.200 rumah di sana. Di saat bersamaan, Peace Now mengatakan, Israel telah menyewa arsitek untuk mempersiapkan pembangunan skala besar.

“Perencanaan ini bertentangan dengan setiap komitmen solusi dua-negara,” kata lembaga itu.

Pembicaraan perdamaian yang didukung AS antara Palestina dan Israel, runtuh pada April 2014 setelah Israel mengkhianati isi perjanjian perdamaian itu.

“Pertumbuhan pemukiman menimbulkan pertanyaan ​​tentang niat jangka panjang Israel. Kesputusan itu hanya akan memisahkan perjanjian dengan Palestina jauh lebih sulit,” kata Menteri Luar Negeri AS John Kerry dalam sebuah pidato di Washington pada 6 Desember lalu.

Israel merebut Tepi Barat dan Al-Quds pada 1967 setelah Perang Enam Hari, yang kemudian mencaplok Al-Quds dalam sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.

Hari ini, lebih dari 380 ribu warga Israel tinggal di 135 titik permukiman di Tepi Barat, dengan 200 ribu lainnya di Al-Quds. (T/P011/R02)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Rendi Setiawan

Editor: Bahron Ansori

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.