Abu Sidu: Meski Konflik di Suriah, Palestina Tetap Prioritas Utama

Bahkan dua negara adi daya abad ini, Amerika Serikat dan Rusia secara terbuka ikut meletakkan sejumlah kebijakan pribadi mereka yang berpengaruh secara signifikan terhadap langkah-langkah yang diambil oleh dua pihak yang bertikai.

Di balik besarnya penderitaan yang dialami oleh warga lokal , ternyata dampak negatif dari konflik berkepanjangan ini juga dirasakan secara langsung oleh penduduk Palestina di , baik dari segi politik maupun kemanusiaan.

Muhammad Sami Abu Sidu, Kepala Yayasan Sosial dan Pengembangan “Rowad”, salah satu yayasan kemanusiaan terbesar di distrik An Nasr Jalur Gaza secara khusus mengundang wartawan MINA Gaza M Husein dan Reza untuk mencurahkan unek-uneknya terkait dampak yang warga Gaza rasakan akibat perang di Suriah.

Berikut petikan wawancaranya.

MINA : Bagaiman dampak konflik Suriah terhadap warga Gaza?

Abu Sidu : Tidak bisa dipungkiri, konflik Suriah sangat dirasakan sekali oleh warga Gaza. Sungguh kasihan sekali warga Suriah yang menjadi korban kezaliman penguasanya. Bagaimana pun, Suriah merupakan negara tempat pengungsi Palestina terbesar di antara beberapa negara Timur Tengah.

MINA : Sepertinya perhatian dunia terfokus pada Konflik Suriah. Bagaiman menurut Anda perhatian dunia pada konflik Palestina yang juga hingga kini tak kunjung usai?

Abu Sidu : Kita tahu hingga kini Suriah masih terus konflik. Tapi bagaimana pun, umat Islam jangan pernah lupa bahwa konflik di Palestina harus menjadi perhatian prioritas. Bagaimana pun, Palestina adalah tempat Kiblat pertama kaum Muslimin.

Kami sangat sedih melihat tragedi kemanusiaan yang melanda saudara-saudara kita di Suriah, tetapi saya, atas nama warga Gaza ingin mengingatkan sekali  lagi kepada dunia bahwa isu Palestina tetap prioritas khususnya bagi umat Islam.

MINA : Apa alasan Anda mengatakan isu Palestina harus tetap jadi prioritas utama kaum Muslimin dimana pun berada?

Abu Sidu :  Bagaimana pun, isu Palestina harus tetap menjadi prioritas karena tidak seperti halnya konflik di Suriah. Konflik yang terjadi di Palestina, khususnya di Jalur Gaza, tidaklah abu-abu, tapi sangat jelas hitam dan putihnya. Konflik yang  hingga kini berlangsung di Palestina adalah pertempuran antara Haq (Kebenaran) dan Batil (Kemungkaran), penjajah dan yang dijajah. Sementara apa yang terjadi di Suriah, menurut saya masih terasa kental dengan nuansa politik dan propaganda.

Kita tetap harus bersimpati dan menunjukan solidaritas terhadap warga Suriah, tapi tolong jangan lupakan warga Palestina. Ada kesan konflik Suriah menjadi semacam pengalihan isu agar mata dunia berpaling dari konflik Palestina yang entah kapan berakhirnya.

MINA : Jika begitu, konflik Suriah bisa dibilang menyakitkan warga Gaza?

Abu Sidu : Sejak awal pecah perang saudara di Suriah semakin memperburuk keadaan warga kami di Jalur Gaza. Sekiranya konflik Suriah mengandung konspirasi pengalihan isu Palestina, itu artinya terlah berhasil. Saat ini mata dunia sedang terbuka lebar untuk Suriah dan hanya sebagian kecil saja yang masih fokus terhadap kondisi kami di Jalur Gaza.

Tidak ada lagi bantuan yang warga Gaza terima kecuali sedikit, baik dari negara-negara tetangga apa lagi dari negara jauh seperti Indonesia.

MINA : 10 tahun Israel atas Jalur Gaza berlangsung, bagaimana dampaknya?

Abu Sidu : Perlu diketahui blokade penjajah Israel sebenarnya sudah berlangsung lebih dari 10 tahun. Dampak nyatanya sudah melumpuhkan hampir seluruh sektor produksi warga Gaza. Dengan kata lain, dalam 10 tahun lebih kami warga Gaza sudah menggantungkan bantuan kepada dunia. Bantuan asing sudah menjadi devisa terbesar kami di Jalur Gaza.

Bantuan itu pula yang hingga kini masih bisa menopang roda kehidupan warga Gaza yang terus berputar. Berkurangnya perhatian dunia terhadap Jalur Gaza memang menyakitkan, tetapi ada hal yang lebih dirasa menyakitkan bagi warga Gaza, yaitu ketika mata hati masyarakat dunia baru akan terenyuh saat melihat darah warga Gaza mulai mengalir, dan bom-bom penjajah Israel mulai menghujani seluruh pelosok Gaza.

Apakah hanya dengan darah yang tumpah akibat perang, baru kami bisa menarik perhatian kalian untuk mendapatkan bantuan bagi warga kami.

Tolong, jangan pernah lupakan kami di Jalur Gaza. Kami masih sangat memerlukan uluran tangan dunia untuk bisa bertahan menghadapi kezaliman penjajah Israel yang berlangsung setiap detik.(L/K02/Reza/R02)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Wartawan: Admin

Editor: Bahron Ansori

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.