Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ALIANSI INDONESIA DARI RAKYAT UNTUK SELAMATKAN ASET NEGARA

Rudi Hendrik - Rabu, 11 Maret 2015 - 17:02 WIB

Rabu, 11 Maret 2015 - 17:02 WIB

5267 Views

Ketua Umum Aliansi Indonesia H. Djoni Lubis (tiga dari kanan) bersama Dewan Pengurus Puasat Aliansi Indonesia. (Foto: AI)
Ketua Umum <a href=

Aliansi Indonesia H. Djoni Lubis (Foto: Rudi/MINA)" width="300" height="252" /> Ketua Umum Aliansi Indonesia H. Djoni Lubis (Foto: Rudi/MINA)

Jakarta, 20 Jumadil Awwal 1436/11 Maret 2015 (MINA) – Sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) bernama Aliansi Indonesia yang menempatkan dirinya sebagai sosial kontrol rakyat terhadap Pemerintah Indonesia dan aset negara, tumbuh pesat di seluruh provinsi Indonesia dalam waktu tiga tahun.

Aliansi Indonesia telah memiliki ratusan cabang, anak cabang, bahkan tingkat ranting (desa) serta jutaan anggota yang tersebar di seluruh pelosok negeri. Kesolidan Aliansi Indonesia ini tidak lepas dari sosok kuat ketua umumnya, yakni H. Djoni Lubis.

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) ini mengampanyekan slogan “Stop dan Cegah Pungutan Liar, Korupsi, Kolusi, Nepotisme, Terorisme dan Narkoba” untuk menjaga aset negara, menegakkan kebenaran dan keadilan serta menjaga kesatuan NKRI.

Berikut wawancara khusus wartawan Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Rudi Hendrik dengan Ketua Umum Aliansi Indonesia H. Djoni Lubis di Jakarta Timur, Selasa 10 Maret 2015

Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof El-Awaisi: Ilmu, Kunci Pembebasan Masjid Al-Aqsa

Mi’raj News: Menurut karakternya, LSM di Indonesia terbagi berapa banyak?

Djoni Lubis: Di Indonesia ada tiga karakter LSM, yaitu LSM agama, LSM “ecek-ecek”, dan LSM Plat Merah. 

LSM agama sering digunakan dan dibenturkan oleh politik. Jika ada oknum pejabat negara yang terdesak oleh politik, itu sering menggunakan agama. Contoh, jika ada oknum pejabat salah kemudian dikritisi oleh wartawan dan media, dia menggunakan LSM agama.

Kedua, LSM “ecek-ecek”. Ini jumlahnya ratusan ribu bahkan jutaan di negara kita ini yang mengatasnamakan LSM, hanya punya legalitas akta notaris, kantornya numpang, hanya bermodalkan stempel dan kop surat, laptop. Jika ada oknum pejabat yang salah, dikirimi surat dan nomor kontak person. Itu LSM “ecek-ecek” dan “abal-abal”. Sama seperti wartawan “ecek-ecek”, mengatasnamakan wartawan tapi tidak punya koran (media).

Baca Juga: Wawancara Ekskusif Prof Abdul Fattah El-Awaisi (3): Kita Butuh Persatuan untuk Bebaskan Baitul Maqdis

Ketiga, LSM Plat Merah, yaitu Aliansi Indonesia. Legalitasnya dari Rt, Rw, Lurah, Camat, Bupati Kota/Walikota, Gubernur, Menteri Dalam Negeri, Menkopolhukam sampai Presiden. Kantornya jelas, legalitasnya jelas, ketua umumnya jelas, ADRT-nya jelas.

Mi’raj News: Lalu apa Aliansi Indonesia itu?

Djoni Lubis: Aliansi Indonesia punya motto, visi, misi, tujuan dan moral. Aliansi Indonesia punya tugas yang paling berat, yaitu stop dan cegah LSM asing, LSM luar negeri yang masuk ke Indonesia untuk merongrong dan mengadu domba dengan rakyat Indonesia.

Stop dan cegah LSM dalam negeri yang menjual informasi ke luar negeri. Itu tugas Aliansi.

Baca Juga: Wawancara Ekskusif Prof Abdul Fattah El Awaisi (2): Urgensi Rencana Strategis Bebaskan Baitul Maqdis

Motto Aliansi tidak bisa ditawar-tawar lagi. Siapa pun yang tidak setuju dengan motto Aliansi Indonesia, walaupun itu pejabat tinggi negara, silahkan angkat kaki dari negara kesatuan RI.

Mottonya, mengajak seluruh pejabat negara, pemerintah, TNI, Polri, pengusaha dan masyarakat Indonesia, mari bersama-sama stop dan cegah pungutan liar, korupsi, kolusi, nepotisme, terorisme dan narkoba, untuk menjaga aset negara, menegakkan kebenaran dan keadilan, serta menjaga NKRI.

Menjaga asset negara tanggung jawab rakyat Indonesia melalui Aliansi Indonesia.

Tabloid Medali Indonesia, media cetak <a href=

Aliansi Indonesia. (Gambar: AI)" width="208" height="300" /> Tabloid Medali Indonesia, media cetak Aliansi Indonesia. (Gambar: AI)

Aliansi Indonesia punya hak dan kewajiban. Wajib hukumnya rakyat Indonesia menyelamatkan aset negara. Sebelum kita menyelamatkan aset negara, selamatkan dulu diri kita sendiri, keluarga kita, tetangga kita, saudara kita.

Baca Juga: Fenomana Gelombang Panas, Ini Pendapat Aktivis Lingkungan Dr. Sharifah Mazlina

Kita punya hak sebagai rakyat Indonesia untuk menikmati kekayaan negara  ini. Kita punya kewajiban menyelamatkan, tapi kita selaku rakyat juga punya hak menikmati harta dan kekayaan negara kita dengan sebesar-besarnya.

Menegakkan kebenaran dan keadilan itu tanggung jawab Presiden. Presiden tidak ada kepentingan untuk partai atau yang lainnya, kecuali hanya untuk menegakkan keadilan dan kebenaran di NKRI melalui pembantunya yaitu kepolisian, kejaksaan, kehakiman, dan kalau ada indikasi kerugian negara, KPK turun tangan.

Menjaga NKRI adalah tanggung jawab Panglima TNI yang membawahi Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara.

Karena Panglima TNI adalah pembantu Presiden, maka Presiden berhak menunjuk Panglima TNI yang benar-benar bertanggung jawab, bisa untuk menjaga kesatuan RI.

Baca Juga: Wawancara Ekskusif Prof Abdul Fattah El Awaisi (1): Peran Strategis Indonesia dalam Pembebasan Baitul Maqdis

Mi’raj News: Sebagai LSM, apa visi misi Aliansi Indonesia?

Djoni Lubis: Visi misi kami adalah mendukung pemerintah yang sah. Siapa pun yang mengganggu Pemerintah, merongrong Pemerintah, ingin memisahkan diri dari NKRI, Aliansi Indonesia akan jadi garda terdepan untuk menjaga NKRI, membantu program TNI.

TNI tanpa rakyat, TNI tidak kuat, karena TNI dari rakyat untuk rakyat, kembali ke rakyat.

Mi’raj News: Lalu apa tujuannya?

Baca Juga: HNW: Amanat Konstitusi! Indonesia Sejak Awal Menolak Kehadiran Penjajah Israel

Djoni Lubis: Tujuannya, marilah rakyat Indonesia bersatu, berdaulat, untuk menyelamatkan aset negara. Stop dan cegah segala kejahatan di muka bumi Indonesia, agar masyarakat rukun, damai, sejahtera, dunia dan akherat. Itulah tujuan Aliansi.

Kami juga punya Panca Moral. Pertama, gunakan hati. Menjadi anggota Aliansi hatinya harus bersih. Hati kita ibarat teko, kalau kita isi dengan air bersih, maka yang keluar adalah air bersih dan sebaliknya.

Kedua, penampilan, cara berpakaian. Kalau saya mau tidur pakaiannya seperti ini, kalau saya mau ke kantor pakaiannya seperti ini, sesuai kebutuhan dan keadaan. Ketiga, ucapan. Ucapan harus santun dan sopan, karena untuk contoh bagi masyarakat.

Keempat, perilaku. Perilaku harus santun dan sopan. Kelima, evaluasi diri. Siapa sih aku ini? Akan ke mana aku ini? Hanya satu, selamat di dunia untuk bekal di akherat. Untuk mencapai itu, semua harus belajar di Aliansi Indonesia. Para pejabat perlu belajar di Aliansi.

Baca Juga: Basarnas: Gempa, Jangan Panik, Berikut Langkah Antisipasinya

Jika kalian belajar, maka akan pintar. Kalau sudah pintar, jadinya ngerti dan tidak bisa dibohongin orang. Jika sudah pintar dan mengerti, maka akan berhasil dan sukses, kemudian akan kaya ilmu, kaya saudara, kaya teman dan kaya raya.

Jika sudah kaya, maka yang akan timbul adalah sombong. Kesombongan itu datangnya dengan tiba-tiba yang akan membawa kepada keserakahan. Orang sombong dan serakah dibenci oleh Allah, dilarang agama. Makanya cukup di kaya saja, sombong dan serakah buang jauh-jauh.

Mi’raj News: Apa kelebihan Aliansi Indonesia dengan motto, visi dan misinya tadi?

Djoni Lubis: Dengan stop dan cegah pungutan liar, korupsi, kolusi, nepotisme, Aliansi sudah menjadi KPK. Stop dan cegah terorisme, Aliansi sudah jadi Densus 88. Stop dan cegah narkoba, Aliansi sudah jadi BNN. Dan Presiden RI menjadi pelindung kita. Aliansi itu rakyat kok.

Baca Juga: Basarnas Siapkan Sumber Daya yang Siap dan Sigap

Mi’raj News: Apa yang akan dilakukan Aliansi jika pemerintah, terutama Presiden tidak sesuai dengan motto, visi, misi dan tujuan Aliansi?

Djoni Lubis: Pertama, Aliansi anti demo, cukup pakai surat. Saya cermati, saya sikapi, saya kawal kebijakan Pemerintah Pusat maupun Daerah. Kalau ada segelintir oknum pejabat, menyalahgunakan jabatan dan wewenangnya, mengakibatkan kerugian bagi masyarakat, Aliansi tidak akan segan-segan “memundurkan” pejabat tersebut dengan tetap melalui jalur hukum. Aliansi tidak akan segan-segan menangkap dan memberikannya kepada pihak yang terkait.

Mi’raj News: Bagaimana jika ada oknum Aliansi yang menyalahgunakan amanah yang diberikan?

Djoni Lubis: Aliansi tidak pernah memecat anggota, tapi kami panggil dan menanyakan. Jika sudah tidak mau, maka kembalikan Kartu Tanda Anggota-nya. Jika masih mau di Aliansi, maka mari kita perbaiki. Kami itu menyelamatkan dan memperbaiki anak bangsa.

Baca Juga: Cerita Perjuangan dr. Arief Rachman Jalankan “Mission Impossible” Pembangunan RS Indonesia di Gaza (Bagian 3)

Mi’raj News: Bagaimana dengan sosialisasi ke masyarakat dengan adanya LSM sosial kontrol ini?

LAMBANG <a href=

ALIANSI INDONESIA" width="283" height="230" /> Lambang Aliansi Indonesia

Djoni Lubis: Kami membentuk DPP yang solid, lalu kami sampaikan kepada DPD yang solid. DPD kemudian menyampaikan kepada pengurus cabang yang solid, kemudian selanjutnya ke anak cabang, sampai ke tingkat ranting dan anak ranting. Ranting itu kelurahan, anak ranting tingkat RW.

Untuk sosialisasi, semua anggota dari Sabang sampai Merauke pertama harus senang. Kedua komunikatif,dengan itu dia akan mengembangkan diri dan bercerita sendiri. Karena kami memiliki media sosial, web dan koran untuk menyampaikan.

Ketiga, rasa memiliki. Keempat, menjiwai apa itu Aliansi.

Baca Juga: Cerita Perjuangan dr. Arief Rachman Jalankan “Mission Impossible” Pembangunan RS Indonesia di Gaza (Bagian 2)

DPR adalah rumah partai, tapi di sini, rumah rakyat Indonesia.

Mi’raj News: Apakah ada ambisi politik di kemudiannya ketika Aliansi ini menjadi besar?

Djoni Lubis: Di Aliansi Indonesia tidak ada politik dan tidak ingin menjadi partai. Ketua Umum tidak ingin jadi pejabat, tidak ingin jadi apa-apa.

Dulu di zaman Belanda, kita ngomong begini, ditangkap oleh Belanda. Kita sudah merdeka, maka kita harus menyelamatkan aset negara, menegakkan keadilan dan kebenaran, menjaga kesatuan RI. Itu wajib hukumnya, di agama pun wajib, itulah yang namanya dunia dan akherat.

Perlu dicatat, saya Ketua Umum Aliansi Indonesia siap ditembak mati, siap dihukum seumur hidup demi membela rakyat Indonesia, demi menegakkan keadilan dan kebenaran di NKRI. Saya tidak pamrih politik, saya tidak pamrih apa-apa. Saya sebagai garda terdepan untuk menegakkan keadilan den kebenaran.

Jika mati, itulah yang disebut syahid, tujuan kami. Pamrihnya hanya satu, fiddunya wal akhirah (di dunia dan akherat). Coba lihat manusia, mencari harta, kekayaan, istri cantik, tujuannya apa sih? Hanya satu, dunia dan akherat.

Mi’raj News: Dengan adanya Aliansi yang bisa menjadi “polisi, KPK, BNN, Densus”, adakah kalangan yang merasa terancam?

Djoni Lubis: Jelas. Tadi disebutkan ada LSM agama, ecek-ecek, dan Plat Merah. Jadi kalau ada yang merasa Aliansi sebagai batu sandungan, adalah oknum yang tidak suka negara ini damai, oknum yang tidak suka koruptor distop.

Aliansi telah menyelamatkan aset negara triliunan tahun ini. Dari mana? Orang mau narkoba ketemu Aliansi, tidak jadi. Orang mau merakit bom, ketemu Aliansi, mundur. Orang koruptor, dikejar sama Aliansi. Berapa banyak uang yang diselamatkan Aliansi dari Sabang sampai Merauke.

Mi’raj News: Terkait narkoba, apakah eksekusi mati bagi bandar narkoba sudah tepat?

Djoni Lubis: Saya punya usulan, pengguna narkoba tidak boleh dihukum, harus direhabilitasi. Tetapi pengedar dan bandar narkoba, silahkan dihukum seberat-beratnya. Tapi kalau bisa jangan dihukum mati. Buatkan penjara sendiri khusus bandar dan pengedar. Karena pencabut nyawa itu hanya Allah, tidak ada manusia menghakimi.

Lebih baiknya dipenjara seumur hidup atau sampai mati, supaya bisa bertaubat dan menjalankan ibadah sampai mati. Tidak boleh dibesuk sampai mati. Itu pun sudah dimatikan. Isinya hanya satu, yaitu ibadah. Karena hukuman mati tidak akan bisa menyelesaikan, justeru yang timbul adalah dendam dari keluarganya. Kita harus punya aturan yang jelas.

Mi’raj News: Bagaimana dengan hukuman bagi koruptor?

Djoni Lubis: Sama, Koruptor itu sama dengan narkoba. Koruptor di atas satu milyar, masukkan penjara. Jadikan satu koruptor dengan pengedar narkoba. Sebab koruptor menghancurkan rakyat. Jika tidak melanggar HAM, aturan harus kita tetapkan.

Hukum kita ini masih sangat lemah, karena adanya korupsi, kolusi dan nepotisme. Koruptor sekarang ini melakukan nepotisme.

Mi’raj News: Sudah sebesar apa kekuatan Aliansi untuk rakyat dan negara?

Djoni Lubis: Aliansi masih seumur jagung. Meski demikian, dalam umur sekitar tiga tahun, Aliansi sudah memiliki 420 Dewan Pimpinan Cabang dan 34 DPD. Aliansi bukan organisasi massa, bukan partai politik, tapi “lembaga tinggi negara”.

Maka itu, mari bersama-sama menegakkan keadilan dan kebenaran melaui Aliansi Indonesia. (L/P001/R11)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Feature
Indonesia
Indonesia
Wawancara
Indonesia