Jakarta, MINA – Anggota Komisi V DPR RI Bambang Haryo Soekartono menyarankan perang dagang yang berlangsung antara Amerika Serikat (AS) dan China harus dimanfaatkan Indonesia untuk meningkatkan nilai ekspor terutama pada industri manufaktur.
Menurutnya, pemerintah Indonesia tidak mampu memanfaatkan celah keuntungan dari perang dagang AS-China, demikian dikutip dari Perlementaria.
Ia juga menyatakan tidak sependapat dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang mengatakan bahwa ekonomi Indonesia mengalami penurunan akibat perang dagang tersebut.
“Menkeu dan Menko Perekonomian selalu mengatakan, penurunan ekonomi akibat adanya perang dagang Amerika dengan China. Saya tidak sependapat. Dengan perang dagang banyak sekali industri manufaktur yang ekspor dari China pada berpindah ke Vietnam, Kamboja, dan Malaysia. Seharusnya Indonesia bisa mendapatkan kesempatan yang sama dan dimanfaatkan betul oleh pemerintah,” tandasnya dalam interupsi pada Rapat Paripurna DPR RI, di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (11/6).
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
Ia melanjutkan, Vietnam adalah salah satu negara yang diuntungkan dengan perang dagang itu. Pada kuartal I tahun 2019, industri di Vietnam menguat 86 persen. dan 50 persennya bersumber dari China.
“Saya sampaikan, ekspor Indonesia ke China 2012 sebesar 18,4 miliar USD. Di 2018 mencapai 27,13 milair USD. Berarti China yang dikorbankan oleh Amerika masih punya pasar yang bagus untuk Indonesia. Apa yang disampaikan Menkeu tidak benar. Ini pembohongan kepada masyarakat alias hoaks. Ini harus diluruskan,” tutupnya. (R/R10/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah