Anggota Komisi XI DPR RI Dukung Program Petani Milenial Jawa Barat

(ilustrasi: Istimewa)

Jakarta, MINA – Anggota Komisi XI Siti Mufattahah berharap dengan karakteristik yang adaptif terhadap teknologi, program dapat berdampak secara jangka pendek maupun jangka panjang dalam meraih ketahanan pangan di Jawa Barat.

Milenial merupakan program untuk mendorong generasi muda Jawa Barat supaya turut berkegiatan ekonomi pada sektor .

Ia mendorong para Petani Milenial kepada peran generasi muda Jawa Barat yang memiliki inovasi, gagasan, kreativitas dan adaptif terhadap teknologi untuk terjun di sektor pangan.

“Program tersebut dapat menciptakan pertanian maju, mandiri dan modern guna mendorong produktivitas pangan dan meraih ketahanan pangan di Jawa Barat,” ujar Anggota Komisi XI DPR RI Siti Mufattahah kepada Parlementaria dikutip MINA, Selasa (20/6).

Lebih lanjut, Siti Mufattahah menjelaskan Petani milenia mendorong peran generasi muda Jawa Barat yang memiliki karakter inovatif, kreatif dan adaptif terhadap teknologi untuk terjun di sektor pangan.

Program ini merupakan sebuah terobosan untuk menciptakan pertanian yang maju, mandiri dan modern guna mendorong produktivitas pangan.

Hingga saat ini terdapat 5.000 petani milenial aktif di sektor pertanian hortikultura, petani beras, peternakan dan perikanan. Program ini turut didukung oleh pendanaan APBD Provinsi Jawa Barat dan kesiapan lahan pertanian seluas 100,52 Ha.

Berbagai teknologi dan digitalisasi yang telah diimplementasikan, di antaranya adalah automatic smart feeder, fish finder, sistem irigasi mikro hingga green house.

Atas inovasi tersebut, jelas Siti Mufattahah, melalui program Petani Milenial, TPID Provinsi Jawa Barat berhasil meraih penghargaan TPID Terbaik Provinsi pada gelaran Rakornas Pengendalian Inflasi Daerah 2022.

“Program Petani Milenial tersebut juga memiliki andil dalam pencapaian outcome capaian inflasi Jawa Barat 2021 yang rendah dan stabil sebesar 1,69 persen (yoy),” ujar Politisi Fraksi Partai Demokrat itu.

Dalam rangka hilirisasi sekaligus mendorong nilai tambah produk pertanian, Bank Indonesia Jawa Barat dan Pemerintah Daerah menginisiasi Program Ekosistem Ketahanan Pangan Terintegrasi (Pangsi).

“Melalui ekosistem pangsi ini, kelompok masyarakat seperti pondok pesantren dan kelompok tani pada sisi hulu pada produk pertanian, perikanan budidaya perikanan tangkap, pembenihan dan pembibitan didorong untuk dapat memiliki produk kemasan atau produk olahan turunan yang bernilai tambah,” urainya.

Selain itu, guna mendorong efisiensi dan efektivitas proses bisnis sekaligus meningkatkan daya saing diterapkan sistem digitalisasi secara end-to-end mulai dari sisi produksi, pasca produksi, pemasaran, pembayaran dan pembiayaan dengan program tersebut smart farming, smart fishery, packing house, refrigerated logistic dan digital banking services.

“Salah satu cerita sukses ekosistem Pangsi adalah terintegrasinya produk perikanan olahan dari hulu di PP Al-Hikmah Sukabumi yang produksi ikan budidaya dan cabai, yang kemudian diserap menjadi bahan baku utama olahan ikan oleh PP Al-Umanaa dan Kelompok Tani Tamara Sukabumi,” pungkasnya. (R/R1/RS2)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.