Cox’s Bazar, MINA – Pihak keamanan Bangladesh menempatkan unit elit kepolisiannya, Batalion Aksi Cepat (RAB), ke daerah kamp pengungsi Rohingya di Cox’s Bazar.
Langkah itu diambil untuk menindak pelaku perdagangan manusia yang banyak berhasil menghindari dari pendeteksian, meskipun ada pembatasan terhadap orang yang tidak berwenang memasuki kamp pengungsian.
“Para pedagang tidak menganggur, mereka menargetkan perempuan dan anak-anak, terutama mereka yang datang sendiri,” kata Kepala Batalion di Cox’s Bazar, Mayor Ruhul Amin. Demikian Nahar Net memberitakannya yang dikutip MINA.
Baca Juga: Amnesty International Sebut Israel Lakukan Genosida di Gaza
Amin mengatakan, pelaku perdagangan juga berusaha memisahkan pengungsi dari keluarga mereka selama kekacauan yang menyertai kedatangan mereka di Bangladesh.
Sebuah pos pemeriksaan di kota pesisir Teknaf yang didirikan sebulan lalu telah berhasil menyelamatkan 30 wanita dan anak-anak dari cengkeraman pelaku perdagangan manusia.
Pejabat keamanan lainnya yang berbicara secara anonim mengatakan, telah terjadi kasus sindikat kriminal yang mengorganisir paspor palsu bagi perempuan Rohingya yang kemudian dikirim ke luar negeri, terutama ke Malaysia dan Timur Tengah.
Organisasi Internaional untuk Migrasi (IOM) juga mengetahui kasus pengungsi Rohingya yang diperdagangkan ke luar negeri.
Baca Juga: Yordania Kecam Upaya Israel Duduki Wilayah Suriah
Pemerintah Dhaka telah melarang orang Rohingya meninggalkan kamp, karena takut masuk ke kota-kota yang lebih besar. Pihak berwenang telah mendirikan pos-pos pemeriksaan di sepanjang jalan menuju permukiman tenda. (T/RI-1/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Bayi Yesus dengan Keffiyeh, Adegan Kelahiran Bersejarah di Vatikan