Banyak Muslim Masih Ragu dengan Ajaran Islam

Banda Aceh, MINA – Salah satu penyakit yang paling b‎erbahaya bagi seorang muslim dalam menjalankan ajaran agamanya adalah ragu kepada Islam, sehingga dengan mudahnya kebanyakan mereka kerap meninggalkan segala sesuatu yang diperintahkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan mengerjakan apa yang telah dilarang-Nya.

Akibat keraguan tersebut banyak umat Islam yang kurang meyakini ajaran agama Islam itu tinggi dan hanya Islam satu-satunya agama yang diterima di sisi Allah sebagai agama yang benar sebagaimana ditegaskan dalam Alquran Surat Ali Imran Ayat 19.

Salah satu penyebabnya adalah karena mayoritas yang beragama Islam saat ini disebabkan faktor keturunan dan menganut Islam yang diturunkan dari kedua orangnya, yang kemudian diperparah lagi dengan keengganan untuk mendalami dan mempelajari tentang ajaran Islam yang menjadi pilihan hidupnya.

Demikian antara lain disampaikan Tgk. H Umar Rafsanjani Lc MA (Pimpinan Dayah Mini Alue Naga, Banda Aceh) saat mengisi pengajian Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI) di Rumoh Aceh Kupi Luwak, Jeulingke, Rabu (9/5) malam.

Pada kesempatan tersebut, Tgk Umar didampingi tiga orang muallaf asal Malaysia yang baru beberapa bulan dan tahun lalu masuk Islam yaitu, Bro Ben Ooi, Bro Fadhli Burhan dan Bro Azley Stanley. Ketiganya, melakukan serangkaian kunjungan dan dakwah di Banda Aceh dan Aceh Besar pada 6 – 10 Mei 2018.

‎”Dalam Alquran dengan jelas telah ditegaskan, sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tapi kita melihat sejauh ini banyak umat Islam ragu dan tidak sepenuhnya yakin pada agamanya, karena masih enggan menjalankan amal ibadah yang telah diperintahkan oleh Allah,” ujar Tgk. Umar Rafsanjani.

Dijelaskannya, hari ini dimana-mana terlihat ketidakseriusan umat Islam menjalankan perintah Allah dan ajaran. Karena hanya sebatas percaya tapi tidak yakin sepenuhnya, mereka juga menjadi ‎jauh dari Allah, bukan Allah yang menjauhi mereka.

“Bukan Allah yang menjauhi, tapi hamba-Nya tersebut yang tidak mau mendekat dan menyembah Allah secara serius.‎ Orang Islam juga banyak terlihat tidak mencerminkan Islam. Tidak mau mempraktekkan ajaran Islam dan perintah Allah padahal mereka telah sangat lama dan puluhan tahun menjadi pemeluk agama Islam, ‎tapi untuk shalat wajib saja dengan ditinggalkan tanpa merasa beban” katanya.

Berbeda halnya dengan orang-orang dari luar yang baru masuk Islam dan pindah dari agama lain, terlihat sangat serius‎ dan bersungguh-sungguh untuk mengamalkan Islam yang baru dianutnya dengan susah payah.

‎”Kita melihat mereka yang muallaf untuk masuk Islam itu, banyak sekali pengorbanan ketika masuk Islam sebagai agama pilihannya. Mereka kerap diancam, dihina sampai diusir oleh keluarganya, bahkan harus meninggalkan kemewahan hidup dunia untuk bersungguh-sungguh mempelajari Islam hingga serius beribadah kepada Allah,” lanjutnya.

Seorang muallaf, Ben Ooi pada pengajian KWPSI tersebut mengisahkan, dirinya merupakan mantan gangster yang baru masuk Islam, rela meninggalkan segala kemewahan dunia untuk taat dan beribadah kepada Allah‎ lewat berbagai perjuangan berat.

“Ketika sudah berada dalam Islam, tidak ada lagi uang dan kemewahan hidup. Semua dengan tujuan Allah semata‎, untuk menggapai derajat yang lebih tinggi dengan Islam,” kata Ben Ooi yang merupakan warga keturunan Cina ini.

‎Sementara Fadhli Burhan,‎ asala Singapura menyebutkan, banyak yang menjadi muslim karena keturunan dari ayah ibu‎. Meski komunitas berada dalam lingkungan Islam, tapi tidak serius beragama.

“Saya lahir di tengah komunitas yang mengasingkan Islam di Singapura. Mulai dari buka mata sampai tidur kembali sangat mudah melihat‎ dosa dan maksiat. Ajaran Islam begitu asing.‎ Tapi di Aceh kita harus bersyukur perempuan menutup Islam, minum khamar terlarang, judi juda sangat sulit ditemukan. Ini tentu lingkungan yang sangat mendukung untuk menjalankan Islam,” sebutnya.

Ia mengajak umat Islam untuk menjadi muslim yang sebenarnya dengan pilihan kita sendiri, dan yakin sepenuhnya pada Islam‎, bukan sebatas percaya dan ucapan di mulut saja telah beriman dan Islam.

Sedangkan Azley Stanley, ‎keturunan Tamil, India mengungkapkan, banyak tantangan ketika menjalankan agama saat sudah masuk Islam. Ia kerap menerima‎ penghinaan dan ancaman dari keluarga. Tapi itu tidak membuatnya surut dalam mengamalkan sejak beberapa tahun lalu.

Diungkapkannya, banyak orang Islam saat ini yang hanya percaya pada agama, tapi masih kurang meyakini pada Islam‎, sehingga iman dan keyakinan yang masih perlu ditingkatkan‎ lagi.

“Jika sudah tahu kebenaran agama Islam, kita akan jujur dengan diri kita, ikhlas dengan diri kita untuk Islam‎. Tapi jika orang Islam berpuas hati dan cukup sekedar beragama Islam saja, maka shalat lima waktu saja akan terasa berat,” sebutnya.(L/R01/RS2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0