Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

BI Perkirakan Nilai Transaksi Uang Elektronik Meningkat

kurnia - Selasa, 9 Mei 2023 - 00:54 WIB

Selasa, 9 Mei 2023 - 00:54 WIB

3 Views ㅤ

Jakarta, MINA – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memperkirakan nilai transaksi uang elektronik pada 2023 tumbuh pesat mencapai Rp495 triliun, didorong oleh akselerasi ekonomi keuangan digital Indonesia.

“Uang elektronik tahun ini kita perkirakan tumbuh lebih cepat lagi bisa mencapai Rp495 triliun,” kata Perry dalam Festival Ekonomi Keuangan Digital (FEKD) Indonesia 2023 yang diikuti virtual di Jakarta, Senin (8/5).

Perry juga memproyeksikan transaksi e-commerce bisa mencapai Rp533 triliun dan layanan perbankan digital mencapai lebih dari Rp64.000 triliun.

Hal tersebut sejalan dengan komitmen BI menjadikan digitalisasi sistem pembayaran sebagai episentrum ekonomi keuangan digital Indonesia.

Baca Juga: PSSI Anggarkan Rp665 M untuk Program 2025

Dalam mengakselerasi digitalisasi sistem pembayaran, BI menargetkan 45 juta pengguna Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) pada 2023, yang mana 80-90 persen penggunanya adalah usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) termasuk di pasar-pasar tradisional.

Di sinilah wujud nyata komitmen kita semua termasuk komitmen BI. Sejak tahun 2019 BI berkomitmen menjadikan digitalisasi sistem pembayaran menjadi episentrum Ekonomi keuangan digital Indonesia dan itu kita terbitkan dengan Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) tahun 2019 kemudian terus kita tingkatkan ke depan,” ujarnya.

Ia menuturkan, Indonesia menjadi salah satu negara yang paling cepat dalam akselerasi ekonomi keuangan digital, yang tercermin antara lain dari elektronifikasi transaksi keuangan dari pemerintah pusat dan di berbagai daerah, dan penggunaan sarana digital dalam ekonomi.

Selain itu, sistem pembayaran digital juga semakin meningkat sampai ke pasar-pasar tradisional, UMKM dan rumah-rumah ibadah. Hal itu dikarenakan transaksi ekonomi keuangan secara digital dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja.

Baca Juga: Naik 6,5 Persen, UMP Jakarta 2025 Sebesar Rp5,3 Juta

Perry mengatakan, visi dan misi Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia adalah satu nusa konektivitas digital pembayaran Indonesia, satu bahasa semua layanan pembayaran dengan standar nasional dan satu bangsa digital pembayaran Indonesia, konektivitas dan juga konsolidasi pembayaran Indonesia.

Sejak diterbitkannya BSPI, BI membangun konektivitas digital sebagai satu nusa digitalisasi ekonomi keuangan Indonesia yang sejalan dengan komitmen mewujudkan sistem pembayaran Indonesia menjadi episentrum ekonomi keuangan digital, yakni dengan meluncurkan BI-FAST yang sekarang sudah hampir satu miliar transaksi per hari.

“Tidak hanya satu nusa konektivitas digital, BI-FAST akan kita sambungkan dengan gerbang pembayaran nasional maupun infrastruktur sistem pembayaran digital lainnya,” ujarnya.

Dalam mendorong satu bahasa layanan pembayaran Indonesia, BI memulainya dengan penerapan penggunaan QRIS yang bermanfaat untuk meningkatkan efisiensi sistem pembayaran.

Baca Juga: Bulog: Stok Beras Nasional Aman pada Natal dan Tahun Baru

“Kita juga sudah maju di industri bagaimana menggunakan layanan-layanan bahasa pembayaran yaitu Standar Nasional Open API Pembayaran (SNAP) adalah satu visi satu bahasa,” tuturnya.

Untuk mewujudkan satu bangsa digital pembayaran Indonesia, BI sudah mengkonsolidasikan industri pembayaran Indonesia termasuk perbankan digital, perusahaan jasa pembayaran dan konektivitas integrasinya dengan loka pasar dan e-commerce. (R/R4/R1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Media Ibrani: Empat Roket Diluncurkan dari Gaza

Rekomendasi untuk Anda

Ekonomi