BRG Siap Implementasi Kerja di Tahun 2017

Kelapa , Nazir Foead dalam penutupan Simposium Internasional 2016. (Foto: Panitia)

Jakarta, 16 Rabiul Awwal 1438/16 Desember 2016 (MINA) – Setelah hampir  setahun mempersiapkan  diri,  Badan  Restorasi  Gambut  ()  siap implementasi kerja di tahun 2017.

Persiapan yang telah dilakukan antara lain pembuatan peta lahan gambut yang memasuki tahap akhir, dengan menggunakan teknologi light detecting and ranging (LiDAR) yaitu sebuah metode survei yang digunakan untuk mengukur jarak ke sebuah target dengan cahaya laser ke target tersebut.

Kelapa BRG, Nazir Foead menyatakan dalam keterangan pers yang diterima MINA, Jum’at (16/12), saat ini pemetaan hidrologis sudah hampir selesai. Target BRG adalah melakukan restorasi untuk 2.4 juta hektare dengan pembagian 684 ribu ha kawasan lindung, 1.4 juta ha kawasan budidaya berizin, dan 396 ribu ha adalah kawasan budidaya tidak berizin.

Lahan restorasi gambut tersebar di tujuh provinsi yakni terdiri dari restorasi pasca kebakaran 2015, restorasi  kubah  gambut  berkanal,  restorasi  kubah  gambut  tidak  berkanal  (utuh),  dan  restraso  gambut dangka berkanal.

Persiapan lain yang sudah dilakukan BRG di tahun 2016 adalah pembuatan pedoman teknis yang berisi pedoman  pemantauan  lahan  gambut  yang  mencakup  referensi  jumlah  unit  water  logger  real  time  dan akan  dipasang  di  empat  kabupaten  target  restorasi,  modul  kegiatan  ‘Generasi  Muda  Peduli  Desa  Gambut Sejahtera’, serta panduan dan modul pelatihan pembangunan sekat kanal dan sumur bor.

Terkait kemitraan untuk melakukan restorasi gambut, BRG telah menjalin kerjasama antara pemerintah, NGO, dunia usaha, dan universitas yang didukung oleh donor antara lain: USAID di Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, MCAI di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Muaro Jambi, Provinsi Jambi, UKCCU  di  Kabupaten  Musi  Banyuasin,  Sumatera  Selatan,  dan  Norwegia  untuk  pemetaan  kesatuan hidrologis gambut (KHG) di empat kabupaten prioritas BRG  yaitu: Kepulauan Merani, Musi Banyuasin, Ogan  Kemiring  Ilir,  dan  Pulang  Pisau.

Selain  itu,  BRG  telah  melakukan  pemetaan  sosial  dimana  104 desa telah dimulai intervensi sosial dengan total luasan sebesar 806.312 hektare.

Fokus utama rancangan besar ini adalah pada aspek pencegahan kebakaran hutan dan lahan, dengan lima strategi, yaitu:  pertama, menyediakan insentif dan disinsentif ekonomi,  kedua, penguatan peranan masyarakat desa dan pranata sosial,  ketiga, penegakan hukum, sinkronisasi peraturan perundangundangan  dan  penertiban  perizinan  di  sektor  berbasis  lahan,  keempat,  pengembangan  infrastruktur  di wilayah rawan terbakar, dan kelima, penguatan respon tanggap api.

Implementasi  rancangan  besar  ini  akan  diprioritaskan  di  731  desa  yang  tersebar  di  66  kota  dan kabupaten  di  delapan  provinsi:  Riau,  Jambi,  Sumatera  Selatan,  Kalimantan  Tengah,  Kalimantan  Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Papua. (L/Ima/R01)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Risma Tri Utami

Editor: illa

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.