Catatan 9 Tahun Kantor Berita MINA, Sebuah Media Perjuangan

Oleh: , Wartawan Kantor Berita (Mi’raj News Agency)

Pemberitaan posotif tentang dunia Islam secara umum seringkali tenggelam oleh konten-konten pemberitaan media Barat yang cenderung bebas dan sekuler, lebih mem-blow up  medan konflik umat Islam, lebih cenderung memojokkan umat Islam.

Realitas sosial telah dipersempit maknanya menjadi “realitas media” atau realitas seperti apa yang tertera atau tersiar dalam media massa. Kecenderungan penyempitan makna informasi bukan hanya harus menjadi kesadaran bersama, tetapi juga semakin menambah besar tanggunjawab sosial media masa terutama media massa Islam.

Sementara perlawanan dari umat Islam sendiri masih dianggap belum cukup berarti. Terbukti, berita-berita yang mencerahkan, bernilai Islami, bermuatan rahmatan lil ‘alamin, masih belum banyak menghiasi media massa.

Media-media massa secara umum lebih memilih berita-berita pertarungan politik, gaya hidup selebritis, kasus kriminalitas, dunia ekonomi dan keuangan serta tak ketinggalan liputan sepakbola sejagat.

Sementara itu, ironisnya sejumlah media lebih suka menyoroti sisi-sisi negatif umat Islam ketimbang sisi positifnya. Sehingga berita yang tersaji pun menjadi tidak berimbang.

Di sinilah dunia memerlukan pemberitaan yang berimbang, jujur dan benar, informasi yang mencerahkan. Dan itu didapat dari lumbung berita, bernama Kantor Berita Islam, dalam hal ini Kantor Berita MINA (Mi’raj News Agency).

Urgensi Kantor Berita MINA

Kantor Berita MINA (Mi’raj News Agency) yang mengusung visi “Menjadi Media Umum Terpercaya Sebagai Cerminan Islam Rahmatan lil Alamin,” juga memiliki misi utama “Berperan Aktif dalam Perjuangan dan Dakwah Islam serta perjuangan Pembebasan Al-Aqsa dan Kemerdekaan Palestina.”

Kantor Berita MINA secara resmi diluncurkan pada Selasa, 18 Desember 2012, oleh Ketua DPR RI, Dr. Marzuki Alie dan Pemimpin Umum MINA, Muhyiddin Hamidy di Aula Buya Hamka Masjid Agung Al-Azhar Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Salah seorang Pendiri MINA, M.Hamidy dalam sambutannya menjelaskan, MINA sebagai Kantor Berita Islam adalah tindak lanjut nyata dari “International Conference For The Freedom of Al-Quds and Palestine,” di Bandung 4-5 Juli 2012. Pada konferensi yang diinisiasi oleh Jama’ah Muslimin (Hizbullah) berpusat di Pesantren Al-Fatah Cileungsi, Bogor, melalui pelaksana Aqsa Working Group (AWG) tersebut menetapkan dukungan yang lebih nyata dari kaum Muslimin dan komunitas internasional untuk suksesnya perjuangan pembebasan Al-Quds dan Palestina, serta menyatukan langkah perjuangan untuk pembebasan Al Quds dan Palestina.

Tindak lanjut usai konferensi tersebut adalah perlunya segera mengomunikasikan hasil konferensi, menghimpun dan mendayagunakan bantuan material dan nonmaterial, serta mempromosikan kesatuan umat Islam untuk pembebasan Al-Quds dan kemerdekaan Palestina. Maka, dimulailah pertemuan demi pertemuan, pembicaraan ke pembicaraan berikutnya, antara pihak Pembina Utama Pesantren Al-Fatah, Presidium Lembaga Kemanusiaan MER-C (Medical Emergency Resque Committee) dan Pengelola Radio Silaturrahim (Rasil) untuk merintis sebuah lembaga kantor berita.

Hingga kemudian lahirlah Kantor Berita MINA pada penghujung tahun 2012. Jadi, perlu waktu marathon sepanjang sekitar setengah tahun mulai dari Konferensi hingga peluncuran MINA.

Pendiri MINA, Muhyiddin Hamidy, yang juga Imaam Jama’ah Muslimin (Hizbullah), dalam pendirian MINA menegaskan bahwa MINA diharapkan menjadi juru bicara kaum Muslimin dalam menyampaikan amar ma’ruf dan nahi mungkar, terutama dalam mendukung Pembebasan Masjid Al-Aqsa dan kemerdekaan Palestina.

MINA diharapkan dapat menjadi pembawa kebenaran, keadilan, keamanan, kedamaian dan kejujuran serta amanah sesuai dengan ajaran Islam.

MINA yang berlandaskan pada visi Islam yang rahmatan lil ‘alamin menjalankan kegiatannya dengan kaidah dan kode etik jurnalistik, hingga kini berfokus pada dukungan bagi pembebasan Masjidil Aqsa dan kemerdekaan Palestina melalui liputan lapangan, terjemahan dari media asing, wawancara eksklusif dan penulisan artikel.

M. Hamidy yang adalah juga wartawan senior yang lama duduk dalam pimpinan Kantor Berita Antara, juga mengatakan, MINA melaksanakan Kode Etik Jurnalistik dan peraturan perundangan yang berlaku di negara ini.

Secara lebih luas, MINA juga membuat berita secara adil, berimbang dan akurat tentang informasi dunia pada umumnya dan Islam pada khususnya. Termasuk di dalamnya adalah berita tentang ekonomi syariah, halal, pendidikan, dan daerah-daerah.

Di samping berita, MINA juga memuat artikel kekinian yang ditulis oleh berbagai Penulis, baik internal wartawan MINA maupun dari luar.

Aktif sebagai penulis dan narasumber MINA di antaranya Shamsi Ali (Presiden Nusantara Foundation, AS), Bambang Soesatyo (Ketua MPR RI), Dr. H.M. Hidayat Nur Wahid,MA (Wakil Ketua MPR RI), Dr. Adian Husaini (Ketua Umum DDII), Aat Surya Safaat (Wartawan Senior dan Konsultan Komunikasi), M. Wahid Supriyadi (mantan Konjen RI Melbourne, mantan Dubes RI untuk UAE dan Federasi Rusia), Muhammad Faisal Fayyaz, Deputy Head of Mission, Embassy of Pakistan in Jakarta), John Chen (Kepala Perwakilan, Kantor Dagang dan Ekonomi Taipei TETO  di Jakarta), Nana Sudiana (Sekjen FOZ dan Direksi IZI), dll.

Tentu materi khutbah Jumat dan Renungan Al-Quran yang secara rutin diisi oleh Imaam Yakhsyallah Mansur, dan beberapa topik dalam kolom Tausiyah oleh wartawan-wartawan MINA.

Perluas Jaringan MINA

Dalam skala global, Kantor Berita MINA pernah menyelenggarakan International Conference of Islamic Media (ICIM) di Jakarta, pada Rabu-Kamis, 25-26 Mei 2016, yang menghasilkan “Deklarasi Jakarta untuk Media Islam Bersatu”.

“Konferensi media ini adalah untuk melindungi dan membela kepentingan Islam dan Muslimin, terutama pembebasan Palestina dan Al-Quds,” pernyataan akhir konferensi.

Peserta Konferensi ICIM saat itu dihadiri para pimpinan redaksi seperti Kantor Berita MINA, Kantor Berita ANTARA, Kantor Berita Palestina WAFA, Kantor Berita Turki Anadolu, dan lainnya.

Konferensi ICIM tentu menjadi langkah perjalanan perjuangan MINA mengembangkan jaringan lebih luas lagi. Sesuai dengan arahan Imaam Yakhsyallah Mansur, selaku Pembina MINA, bahwa tugas MINA sebagai kantor berita Islam adalah menyambung silah atau persaudaraan. Inipun dalam upaya memperluas jaringan kaum Muslimin.

Imaam Yakhsyallah memberikan gambaran sejarah, bagaimana kekaguman Kaisar Romawi Hiraklius terhadap ajaran yang dibawa Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sebagai Nabi, adalah menyambung persaudaraan.

“Termasuk pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza, yang pembangunannya diinisiasi MER-C,  bukanlah semata tempat pengobatan medis. Namun jauh lebih besar lagi adalah sebagai sarana mempersaudarakan berbagai kelompok perjuangan umat Islam di Palestina,” ujarnya.

Pemimpin Palestina, Ismail Hanniyeh, secara khusus pernah mengatakan : Rumah Sakit Indonesia di Gaza dan Kantor Berita MINA, adalah sumbangan terbesar Indonesia untuk Palestina.”

MINA terus berkembang. Perluasan jaringan MINA sepanjang tahun 2021 ini di antaranya dengan mengadakan kunjungan, menghadiri acara kedutaan, mengadakan webinar talks, dan wawancara eksklusif dengan beberapa Duta Besar negara-negara sahabat yang ada di Jakarta, maupun Dubes Indonesia di luar negeri.

Bukan hanya dengan Kedubes negara-negara Islam seperti Dubes Palestina, Dubes Uni Emirat Arab, Dubes Pakistan, dsb. Namun juga Dubes negara-negara seperti : Dubes Prancis, Dubes Jepang, Dubes Azerbaijan, dan Dubes Rusia.

MINA mengadakan wawancara khusus dengan Dubes RI untuk Uni Emirat Arab; Dubes RI untuk Afghanistan, Dubes RI untuk Lebanon, Dubes RI untuk Kenya, Somalia, Uganda, Kongo, UNEP dan UN Habitat berkedudukan di Nairobi; Konjen RI di Jeddah, dan Konjen RI di New York.

 

MINA Media Rujukan

Sebagai media online yang secara realtime 24 jam menyiarkan berita dan artikel sepanjang hari, tidak kenal hari libur atau tanggal merah, MINA yang digawangi sebagian besar wartawan yang sudah dinyatakan “Kompeten” dalam Uji Kompetensi Wartawan (UKW). Tentu harapannya, MINA beralamat minanews.net dapat menjadi rujukan umat dalam mengikuti perkembangan dunia Islam pada khususnya, dan perkembangan global pada umumnya.

Terlebih soal Masjidil Aqsa dan Palestina, MINA telah menjadi pelopor terdepan dalam pemberitaan perjuangan negeri penuh berkah tersebut.

Ini seperti diakui oleh Organisasi Kebudayaan Palestina Malaysia (Palestinian Cultural Organization Malaysia/PCOM) yang memberikan apresiasi kepada Kantor Berita MINA sebagai media yang paling aktif memberitakan isu-isu Palestina di Indonesia.

Apresiasi dan penghargaan tersebut disampaikan oleh Direktur PCOM Muslim Imran bersama delegasinya saat berkunjung ke Kantor Pusat MINA di Gedung MER-C Jl. Kramat Lontar, Senen, Jakarta Pusat, Selasa (31/1/2017).

PCOM memberikan penghargaan kepada MINA sebagai apresiasi atas kontribusi media online yang memberi perhatian terhadap isu-isu Palestina di Indonesia. “MINA sangat lain, MINA merupakan media yang dapat mempresentasikan perjuangan rakyat Palestina,” kata Imran.

Dia menjelaskan, PCOM sebagai LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) yang fokus terhadap isu Palestina berbasis di Kuala Lumpur Malaysia itu telah membuat penelitian mengenai media yang aktif dalam pemberitaan Palestina di Indonesia.

“Penelitian selama lima bulan itu menyimpulkan bahwa MINA berada di urutan pertama daftar pemberitaan Palestina teraktif di Indonesia,” ujar pria Palestina asal Hebron, selatan Tepi Barat, yang sudah menetap di Malaysia selama kurang lebih 13 tahun dan menikah dengan Muslimah negeri jiran itu.

Organisasi PCOM diluncurkan pada 14 Februari 2011 dengan kehadiran Tun Dr Mahathir Mohamad dan beberapa tokoh Malaysia.

Duta Besar Mesir untuk Indonesia, Bahaa Dessouki pada masa jabatannya tahun 2013, pun menyatakan dukungannya terhadap Kantor Berita MINA dalam pemberitaan yang mengajak umat Islam di dunia untuk membebaskan Palestina dan Masjid Al-Aqsa secara bersama-sama.

“MINA adalah kantor berita yang aktif dalam upaya perjuangan pembebasan Palestina dan mengembalikan Masjid Al-Aqsa ke pangkuan muslimin. Saya mengajak umat Islam di seluruh dunia untuk dapat ikut berperan dalam upaya pembebasan Palestina dan Al-Aqsa dari penjajahan Israel,” ungkap Dessouki dalam wawancara khusus dengan MINA di Jakarta, Rabu (1/5/2013).

Menurutnya, Kantor Berita MINA banyak berperan dalam memperjuangkan hak-hak warga Palestina dan memperlihatkan kepada dunia bahwa isu mengenai Palestina dan juga penyelamatan masjid Al-Aqsa dari penjajahan Israel merupakan hal yang penting.

Tentu bukan hanya soal Al-Aqsa dan Palestina, termasuk yang kini semakin aktif dikerjakan MINA adalah pemberitaan masalah-masalah yang dihadapi ummat Islam di mana ummat Islam jadi minoritas seperti di Xin Jiang, Myanmar, Eropa Barat, berikutnya pemberitaan di bidang ekonomi syariah, halal, pendidikan Islam, kebencanaan, lingkungan hidup dan kearifan lokal daerah-daerah.

Maka, beberapa wartawan MINA aktif melakukan liputan (offline dan online) di instansi pemerintah mulai dari Kantor Presiden RI, Wapres, Kemenlu, Kemenag, Kemendikbud, dsb. Juga dengan lembaga non-pemerintah seperti MUI, DMI, ICMI, PBNU, PP Muhammadiyah, DDII, Wahdah Islamiyah, Mathlaul Anwar, Al-Irsyad, dll. Termasuk dengan Perbankan Syariah, Ikatan Saudagar Muslim Indonesia (ISMI), Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), dsb.

Pengembangan Kantor-Kantor Biro MINA di daerah-daerah dan luar negeri, akan semakin memperluas jaringan MINA secara internasional. Kerjasama dengan berbagai instansi pemerintah dan swasta, dalam dan luar negeri akan semakin memperkuat perjalanan MINA sebagai media perekat umat dan bangsa.

Jadi, Kantor Berita MINA memiliki kekuatan bukan hanya pada pembaca atau pelanggan tetap, tapi jauh lebih besar lagi adalah dengan siapa bekerjasama dan dengan siapa saja melakukan wawancara dan menjalin komunikasi.

Pada akhirnya, Tahniah dan Tasyakur Kantor Berita MINA ke-9, 18 Desember 2012 ke 18 Desember 2021. Semoga semakin maju, sukses, berkah dan sejahtera sebagai dalam ridha Allah. Aamiin. (A/RS2/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Ali Farkhan Tsani

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.