Copenhagen, 14 Jumadil Akhir 1438/13 Maret 2017 (MINA) – Perdana Menteri Denmark Lars Lokke Rasmussen pada hari Ahad (12/3) menyerukan rekannya dari Turki Binali Yildirim untuk menunda kunjungan yang direncanakan pada 20 Maret, karena “ketegangan” antara pemerintah Ankara dan Belanda.
“Kunjungan seperti itu tidak bisa berlangsung saat ini, ketika Turki bersengketa dengan Belanda. Oleh karena itu saya mengusulkan kepada rekan Turki saya untuk menunda pertemuan kami,” kata Rasmussen dalam sebuah pernyataan.
Menurutnya, jika dalam keadaan normal, akan menyenangkan menyambut Perdana Menteri Turki Yildirim, sebagaimana mereka pernah berdialog dengan jujur dan konstruktif pada 10 Desember di Ankara.
Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi
Rasmussen mengatakan, pemerintah Denmark mengikuti dengan keprihatinan serius tentang peristiwa yang dialami Turki, saat prinsip-prinsip demokrasi berada di bawah tekanan besar.
Sebuah pertikaian diplomatik telah terjadi antara Turki dan Belanda setelah pemerintah Amsterdam mencegah menteri Turki untuk melakukan rapat umum di kota Rotterdam.
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu berniat mencari dukungan warga diaspora di Belanda terkait rencana penerapan sistem presidensial, tapi pesawatnya tidak diizinkan mendarat pada hari Sabtu (11/3) malam.
Sebagai reaksi dari pengusiran itu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menuduh Belanda yang pernah dijajah oleh Jerman dalam Perang Dunia II, berperilaku seperti Nazi. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Pengadilan Belanda Tolak Gugatan Penghentian Ekspor Senjata ke Israel
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)