Jeddah, 16 Syawwal 1437/21 Juli 2016 (MINA) – Dr Ali Al-Ghamdi, Asisten Guru Besar Universitas Dammam Arab Saudi menyatakan bahwa ulama terkemuka asal India Dr Zakir Naik selama ini menyebarkan perdamaian dan toleransi bukan terorisme.
“Saya ingin menekankan bahwa harus ada pembedaan yang jelas antara terorisme dan apa yang ditayangkan oleh saluran Peace TV milik Zakir Naik, yang berisi perdamaian dan toleransi, dengan bahasa yang jelas dan jauh kebencian,” katanya pada Saudi Gazette, Rabu (20/7/2016).
Bahkan menurut Al-Ghamdi yang pernah menjabat sebagai diplomat Arab Saudi urusan Asia Tenggara itu, jika pun pengakuan pelaku teroris itu benar kenal dengan Zakir Naik, justru ini kesempatan bagi Naik untuk menjelaskan kembali misi mulianya tentang Islam yang damai.
Naik saat ini dituduh mengilhami kelompok militan yang melakukan serangan teror bom di kafe Dhaka, Bangladesh pada 1 Juli lalu.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Al-Ghamdi menambahkan, pihak berwenang Bangladesh telah mengambil pendekatan yang sama sekali tidak adil, tidak logis dan tidak dapat dibenarkan.
Seperti diketahui, Pemerintah Bangladesh pekan lalu baru saja melarang siaran Peace TV milik Dr Zakir Naik. Bangladesh beralasan, ceramah-ceramah Dr Zakir Naik telah mengilhami kelompok militan di negaranya melakukan serangan teror bom di kafe Dhaka dan pelaku juga mengenal Naik.
Serangan teror mematikan itu dilakukan oleh sekelompok teroris yang berafiliasi dengan Islamic State (IS/Daesh) menewaskan beberapa orang asing yang tidak bersenjata.
Aksi itu memicu kemarahan di seluruh dunia dan ada pihak yang menuduh pada ceramah-ceramah Naik. Padahal dia saat itu sedang berada di Makkah untuk melakukan umrah.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Sementara itu, Zakir Naik sendiri sudah memberikan pernyataannya mengutuk serangan teroris, dan mengatakan bahwa seorang Muslim yang benar tidak akan terlibat dalam serangan teror. (T/P4/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata