Ankara, MINA – Duta Besar Palestina untuk Ankara Faed Mustafa menekankan, Turki selalu berpihak pada Palestina dalam menentang kebijakan penindasan Israel seperti yang dilakukan Turki dalam mendukung semua orang yang tertindas di dunia.
Berbicara dalam sebuah wawancara eksklusif dengan harian Sabah, Mustafa menekankan, suara bersatu dari komunitas internasional dan para pemimpin, termasuk Presiden Recep Tayyip Erdoğan, terhadap kata-kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang menyatakan Israel akan mencaplok Tepi Barat yang diduduki sangat krusial bagi Palestina.
“Kami mendengar reaksi dari banyak pemimpin dunia,” ujar Mustafa seperti dilaporkan Daily Sabah, Sabtu (13/4).
Netanyahu berjanji pekan Sabtu lalu untuk mencaplok permukiman Yahudi di Tepi Barat yang diduduki jika terpilih kembali, perubahan kebijakan yang dramatis tampaknya bertujuan untuk menggalang pangkalan nasionalisnya dalam bentangan akhir persaingan ketat sebelum pemilu pada Selasa lalu.
Baca Juga: Smotrich: Israel Tolak Normalisasi dengan Saudi jika Harus Ada Negara Palestina
Pada Senin, Erdogan mengkritik Netanyahu karena janjinya, dengan mengatakan, “Segala sesuatu yang telah dilakukan negara (Israel) ini sejak 1948 melanggar hukum internasional dan resolusi PBB.”
“Tepi Barat milik bangsa Palestina, Israel melakukan langkah pendudukan lain,” kata Erdogan.
Israel menduduki Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, selama Perang Arab-Israel 1967. Negara Yahudi itu mencaplok seluruh kota itu pada 1980, mengklaimnya sebagai “ibu kota abadi Israel,” sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional.
Hukum internasional memandang seluruh Tepi Barat sebagai “wilayah pendudukan” dan menganggap semua bangunan permukiman Israel di sana sebagai ilegal.
Baca Juga: Hamas Kutuk Agresi Penjajah Israel terhadap Suriah
Mustafa menyebut dukungan tanpa syarat Presiden AS Donald Trump kepada pemerintah Israel membuat Netanyahu berani untuk bertindak lebih terang-terangan. Ia mengatakan pemerintah AS kehilangan kompetensi dan objektivitasnya setelah mendeklarasikan Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada 2017.
“Kita tahu AS telah berusaha untuk mengimplementasikan perjanjian, apa yang mereka sebut ‘kesepakatan abad ini.’ Orang-orang dari lobi Zionis di AS, termasuk (Jared) Kushner, (Jason) Greenblatt dan (David) Friedman, termasuk di antara tim yang mencoba melaksanakan rencana ini. Sejak langkah ini mengesampingkan masalah pengungsi Yerusalem dan Palestina, kami tidak ingin mempelajari isi perjanjian ini lagi,” ujarnya .
Kebijakan AS berubah drastis sangat memihak ke Israel di bawah pemerintahan Trump, salah satunya dengan sepihak mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. (T/R11/RI-1)
Baca Juga: Pemukim Yahudi Ekstremis Rebut Rumah Warga Yerusalem di Silwan
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Media Ibrani: Netanyahu Hadir di Pengadilan Atas Tuduhan Korupsi