Erdogan Mengutuk Kekerasan Polisi Perancis

Istanbul, 23 Sya’ban 1437/31 Mei 2016 (MINA) – Presiden Turki mengutuk kekerasan terhadap orang-orang yang menggunakan hak mereka untuk melakukan protes.

“Saya khawatir dan prihatin tentang apa yang terjadi di Paris,” kata Erdogan pada Senin (30/5) di Istanbul , demikian Anadolu Agency memberitakan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Pernyataan itu disampaikan di saat salah satu serikat pekerja yang paling penting di Perancis terus melakukan pemboikotan tangki-tangki minyak menuntut pengkajian ulang UU Tenaga Kerja.

Sejak Maret, beberapa protes juga terjadi di ibukota dan di seluruh negeri Perancis.

Menurut Kementerian Dalam Negeri Perancis, lebih dari 2.000 orang telah ditangkap sejak Maret selama protes melawan hukum.

Erdogan menyeru asosiasi hak asasi manusia dan para pejabat Barat untuk menjadi “lebih sensitif” tentang .

Ia mengkritik “media Barat” yang tidak berbagi video yang menunjukkan pasukan keamanan menggunakan kekuatan yang tidak proporsional terhadap demonstran.

Erdogan membandingkan dengan insiden Gezi Park, Istanbul, tiga tahun yang lalu, ketika gelombang demonstrasi berlangsung di Taksim Square. Saat itu, pemerintah Turki mendapat kritikan luas oleh dunia internasional.

“Mereka, media yang menyiarkan (insiden Gezi Park) live dan hampir tanpa terputus, sekarang buta dan tuli,” katanya.

RUU reformasi tenaga kerja dijadwalkan akan diperdebatkan secara publik oleh Senat Perancis mulai 13 Juni, setelah turnamen sepak bola Euro 2016 dimulai pada 10 Juni. (T/P001/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.