Al-Quds, MINA – Sebuah foto Presiden Israel Reuven Rivlin yang memakai keffiyeh ala Palestina menjadi viral, mendorong polisi untuk melakukan penyelidikan terhadap gambar editan tersebut, Senin (20/11).
Foto itu muncul setelah kepala negara tersebut menolak permintaan maaf seorang tentara Israel bernama Elor Azaria, yang dihukum karena pembunuhan bulan Januari terhadap pria Palestina bernama Abdul Fatah Al-Sharif di Hebron, saat korban kondisnya tidak berdaya lagi.
Pembunuhan tersebut menimbulkan perpecahan yang dalam di Israel dan menyebabkan keretakan yang luar biasa antara politisi sayap kanan yang ingin melihat Azaria bebas dengan petinggi militer yang mengecam keras tindakan Azaria. Demikian The New Arab memberitakannya yang dikutip MINA.
Baca Juga: Genosida di Gaza: 44 Warga Palestina Syahid dalam 24 Jam
Rivlin secara resmi menolak permintaan untuk memaafkan Azaria pada Ahad, hal itu menarik kemarahan sayap kanan Israel yang sangat vokal.
Sejak itu, halaman Facebook Presiden Israel dipenuhi dengan pesan dukungan dan kritik pedas. Beberapa menuduhnya “menjilat untuk menenangkan teman Arab dan sayap kiri Anda.”
Yang lain mengatakan kepadanya bahwa dia “bukan lagi presiden saya.”
Bahkan, anggota parlemen populis Oren Hazan dari sesama partai Likud meminta Presiden mengundurkan diri.
Baca Juga: Enam Pasien Luka dalam Serangan Terbaru Israel ke RS Indonesia
Keffiyeh begitu terkenal secara internasional setelah menjadi pakaian khas pemimpin PLO Yasser Arafat dan simbol perlawanan serta motif budaya di antara orang-orang Palestina.
Gambar hasil dari aplikasi foto tersebut menampilkan Rivlin yang tersenyum dengan simbol Hamas di pojok kiri atas.
Teks dalam bahasa Ibrani di seluruh foto berbunyi “Reuven Rivlin seorang anak Yahudi pengkhianat, semoga nama dan ingatannya terkutuk”.
Setelah penggambaran itu, kantor Rivlin menunda acara panen zaitun di kediaman Presiden di Yerusalem pada Senin pagi, dengan mengutip dalih “cuaca buruk”, meski langit saat itu cerah. (T/RI-1/RS2)
Baca Juga: UNRWA: Hampir Satu Juta Pengungsi Gaza Hadapi Musim Dingin Ekstrem
Mi’raj News Agency (MINA)