Gerakan Islam Tolak Rencana Pemasangan Kamera Pemantau di Halaman Masjid Al-Aqsha

Masjid Al-Aqsha diserbu pasukan Israel. (Foto: dok. Arrahmah.com)
Masjid Al-Aqsha diserbu pasukan Israel. (Foto: dok. Arrahmah.com)

Gaza, 16 Jumadil Akhir 1437/26 Maret 2016 (MINA) – Wakil Kepala Gerakan Islam, Kamal Khatib, mengatakan, pihaknya menolak rencana Jordania untuk memasang pemantau keamanan di halaman Masjid Al-Aqsha, karena mengkawatirkan Israel akan memanfaatkan fasilitas itu untuk kepentingannya menghadapi pejuang-pejuang .

Khatib mengatakan, gerakannya tidak meragukan niat Kerajaan Yordania, namun percaya kamera akan digunakan Israel untuk mengontrol komunikasi dan jaringan internet di Al-Quds (Yerusalem) untuk “menghantui aktivis Palestina”.

Khatib menekankan, Palestina tidak akan mengizinkan siapapun untuk menggunakan kamera terhadap mereka. Demikian diberitakan MEMO dan dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Ahad.

Berkomentar pada badan amal Yordania menyatakan kamera  yang akan digunakan dalam menanggapi kamera Israel, Khatib mengatakan Jordan seharusnya menyerukan Israel untuk melepaskan kamera mereka.

Pemerintah Yordania mengatakan pada Ahad (20/3), akan memasang kamera keamanan di sekitar kompleks Masjid Al-Aqsa, Al-Quds (Yerusalem Timur) dalam beberapa hari mendatang.

Langkah itu bertujuan memonitor setiap “pelanggaran” yang dilakukan oleh keamanan Israel dan pemukim ikegal Yahudi di kompleks situs suci umat Islam dunia itu.

Pada Oktober tahun lalu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry mendukung rencana pemasangan kamera di lokasi itu dalam upaya  mengatasi meningkatnya perlawanan pejuang Palestina di sana. Bahkan menyetujui rencana tersebut.

Namun, Pemerintah Yordania yang secara formal sebagai negara penjaga tanah wakaf kaum Muslimin itu, kemudian mengeluhkan bahwa polisi Israel telah memblokir mereka untuk menginstal kamera.

Menteri Urusan Islam Yordania Hayel Daoud mengatakan, sebuah “pusat kontrol” akan dibentuk untuk memantau video pengawas sekitar kompleks Al-Quds.

Rekaman itu nantinya akan disiarkan online sebagai dokumen atas semua pelanggaran dan agresi Israel terhadap komplek Masjid Al-Aqsha.

Namun, Daoud mengatakan, tidak ada kamera yang akan dipasang di dalam masjid.

Gelombang bentrokan antara pemuda Palestina dan pasukan keamanan Israel kian meningkat sejak 1 Oktober yang dipicu oleh penyerbuan pasukan Israel dan warga ekstremis Yahudi di kompleks Al-Quds. Kelompok pejuang dan rakyat Palestina menyebut perlawanan mereka sejak awal Oktober itu sebagai “Intifadhah Al-Quds” atau “Intifadhah Ketiga”.

Menurus hitungan kantor berita AFP, Intifadhah Al-Quds ini telah menewaskan 198 warga Palestina, 28 warga Israel, dua orang warga Amerika, seorang warga Eritrea dan Sudan.

Berdasarkan aturan lama, orang-orang Yahudi diperbolehkan mengunjungi komplek Al-Quds, tapi tidak boleh melakukan ritual ibadah di sana.(T/P004/P2)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Admin

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.