Bukittinggi, MINA – Gunung Marapi di Provinsi Sumatera Barat mengalami erupsi sebanyak dua kali dalam waktu berdekatan pada Sabtu (17/5). Letusan pertama terjadi pada pukul 9.47 WIB dengan ketinggian mencapai 1.000 meter dari puncak, diikuti letusan kedua pada pukul 9.54 WIB dengan ketinggian 700 meter.
Petugas Pengamat Gunung Api (PGA) Bukittinggi, Ahmad Rifandi melaporkan bahwa abu vulkanik dari letusan teramati tebal dan bergerak condong ke arah timur laut dan utara.
Gunung Marapi, yang terletak di antara Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, merupakan salah satu gunung api aktif di Indonesia. Gunung dengan ketinggian 2.891 meter di atas permukaan laut ini memiliki sejarah panjang aktivitas vulkanik.
Dalam beberapa tahun terakhir, Marapi kerap menunjukkan aktivitas erupsi berskala kecil hingga menengah, dengan letusan abu yang seringkali memengaruhi daerah sekitar. Pada 2023, status Marapi dinaikkan menjadi level II (Waspada) setelah terjadi peningkatan aktivitas vulkanik.
Baca Juga: Indonesia Punya Peran Penting Pada KTT Soal Palestina Juni Ini
Gunung ini menjadi perhatian utama Badan Geologi karena letaknya yang berdekatan dengan kawasan permukiman dan areal pertanian yang padat penduduk. Meskipun demikian, masyarakat di sekitar lereng gunung telah terbiasa dengan potensi ancaman erupsi, dan sebagian besar telah mengikuti arahan mitigasi yang diberikan oleh pihak berwenang.
Erupsi yang terjadi Sabtu pagi ini belum dilaporkan menyebabkan kerusakan atau korban jiwa. Namun, abu vulkanik yang tersebar dapat berdampak pada kesehatan warga, terutama saluran pernapasan, serta mengganggu aktivitas sehari-hari.
Pihak berwenang mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan, dan mengikuti informasi terbaru dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) serta Pos Pengamatan Gunung Marapi. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pascakebijakan Anti Imigran, Kota-Kota di AS Hadapi Gelombang Aksi Protes
Mina Indonesia
Mina Arabic
Mina Sport
Mina Preneur