Idul Fitri Momentum untuk Memperkokoh Persatuan Umat Islam dan Hidup Berjamaah

Imaamul Muslimin Yakhsyallah Mansur saat menyampaikan Khutbah Idul Fitri 1445H di Halaman Masjid At-Taqwa, Kompleks Pondok Pesantren Al-Fatah Cileungsi, Bogor, Rabu (10/4/2024) pagi.(Foto: Abdullah/MINA)

Bogor, MINA – Imaamul Muslimin Yakhsyallah Mansur menyampaikan pada perayaan 1445 H yang penuh berkah dan rahmat ini menjadi momentum untuk memperkokoh persatuan umat Islam dan meningkatkan kebersamaan dalam hidup berjamaah.

Menurutnya, perayaan Idul Fitri ini momentum paling tepat bagi umat Islam untuk saling memaafkan antar sesama, menghilangkan rasa dendam atau permusuhan agar kualitas kehidupan menjadi lebih baik, tenteram, dan bermakna.

“Kita hilangkan sekat-sekat perbedaan, golongan, pilihan partai dan sebagainya, karena umat Islam adalah umat yang satu,” kata Imaam Yakhsyallah saat menyampaikan 1445H di Halaman Masjid At-Taqwa, Kompleks Pondok Pesantren Al-Fatah Cileungsi, Kab. Bogor, Rabu (10/4) pagi.

Imaam Yakhsyallah mengatakan, sikap yang seharusnya dimiliki setiap Muslim pasca Ramadhan, yakni senantiasa memiliki sikap rumaha (berkasih sayang), mudah memaafkan, hidup berjamaah dan menjauhi perpecahan dan perselisihan.

“Karena perilaku perpecahan adalah ciri utama orang Musyrik, maka kita wajib menghindarinya,” ucapnya.

Dia juga mengatakan, mereka yang merayakan Idul Fitri adalah yang menempa dirinya untuk kembali fitrah dari dosa-dosa, setelah melewati serangkaian pendidikan Ramadhan.

“Bukan seperti orang-orang merayakan lebaran dengan kembali bermaksiat, karena Ramadhan telah dilalaikannya. Inilah orang yang merugi, bahkan celaka, keluar Ramadhan tanpa pahala dan ampunan,” ujarnya.

Selain itu, Imaam Yakhsyallah mengatakan perayaan Idul Fitri tahun ini juga menjadi momentum untuk meningkatkan solidaritas kemanusiaan, terutama kepada saudara-saudara kita di Palestina, khususnya di Gaza yang sedang mengalami penderitaan dan kesulitan luar biasa.

Dia menagatakan, kita telah menunaikan ibadah shiyam dan hari ini menunaikan shalat Idul Fitri dengan penuh kenyamanan dan keamanan. Sementara saudara-saudara kita di Palestina khususnya Gaza, mereka berpuasa tapi puasa mereka tanpa makan sahur dan hidangan berbuka.

“Demikian pula dengan Idul Fitri kali ini, mereka lalui tanpa kemeriahan, sebagaimana yang kita rasakan hari ini. Bahkan lebaran mereka bersahutan dengan dentuman bom dan serangan rudal,” ujarnya.

Dia menambahkan, hal tersebut juga terjadi pada sebagian saudara-saudara kita di tempat lain yang puasa dan Iednya dalam tekanan penguasa, bahkan mereka dilarang melakukannya.

“Bulan Ramadhan yang penuh berkah telah meninggalkan kita, semoga Allah menerima amal-amal kita yang telah berusaha menghidupkan Ramadhan dengan maksimal. Tidak sebatas ucapan di lisan, melainkan sampai ke hati dan diamalkan dalam aktivitas sehari-hari. Mudah-mudahan ada atsar atau bekas untuk dapat terus diamalkan di sebelas bulan berikutnya,” pungkas Imaam Yakhsyallah. (L/R1/RI-1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Rudi Hendrik

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.