IMAAMUL MUSLIMIN: TAHUN BARU ISLAM, HAYATI SEMANGAT HIJRAH

Rana/MINA
Rana/MINA

Bogor, 3 Muharram 1437/16 Oktober 2015 (MINA) – Yakhsyallah Mansur menyatakan, tidak ada tuntunan umat Islam untuk memperingati tahun baru Islam. “Bukan tahun barunya yang dirayakan, tapi semangat hijrahlah yang harus dihayati,” ujarnya.

“Tahun baru mengandung beberapa unsur pembelajaran bagi kita, pertama semangat peradaban, kedua semangat hijrah dan ketiga mengetahui tahun hijriyah,”

Yakhsyallah menjelaskan, jaman dulu Islam tidak memiliki kalender. Pada masa Umar bin Khatab baru menentukan kalender dan diawali oleh bulan ketika Rasulullah hijrah.

“Hakikat hijrah adalah meninggalkan sesuatu yang dilarang oleh Allah menuju sesuatu yang diridhai-Nya. Apabila umat Islam tidak meninggalkan apa yang dilarang Allah maka akan terjadi berbagai macam kekacauan di muka bumi,” ujarnya saat diwawancarai wartawan Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

“Umat Islam saat ini banyak yang melanggar larangan-larangan Allah, misalnya perpecahan, bermusuhan, saling membunuh dan memerangi satu dengan yang lain. Itu harus ditinggalkan, dari larangan yang kecil hingga yang besar,” ujar Yakhsyallah.

Baca Juga:  Dukung Mahasiswa AS, UI Gelar Perkemahan Solidaritas Palestina

Dia menambahkan, bukan hanya itu saja, masalah pendidikan itu adalah perintah Allah, mulai dari perintah membaca hingga mencari ilmu, namun umat Islam saat ini etos mencari ilmunya tidak seperti apa yang diperintahkan Allah seperti yang diriwayatkan di dalam Al-Quran.

“Hal ini juga mencakup pada masalah kebersihan, yang seharusnya umat Islam menjaga kebersihan. Ketika diadakan survei negeri Islami, yang terpilih malah Jepang yang penduduknya bukan Muslim, itu kan ironi,” tuturnya.

Negeri Islami adalah negeri yang melaksanakan ajaran-ajaran Islam.

“Harusnya umat Islam berhijrah meninggalkan kebiasaan buruk itu semua dan kembali kepada ajaran Islam secara kaffah, karena hijrah merupakan tonggak kemajuan. Itulah yang dirasakan Rasul dan para sahabat, maju dan berkembang setelah hijrah dari Makkah menuju Madinah,” paparnya.

Ketika hijrah, pertama kali yang dilakukan Rasulullah adalah membangun masjid, kemudian mempersaudarakan kaum Anshar dan kaum Muhajirin, bahkan umat Islam dengan Yahudi, serta mendirikan pusat pendidikan di dalam Masjid yang diberi nama Ash-Shufah.

Baca Juga:  Takluk dari Irak 2-1, Indonesia Gagal Rebut Juara 3 Piala Asia U-23 di Qatar

“Berarti untuk maju, umat Islam perlu membangun masjid, memperhatikan nilai-nilai persaudaraan dan membangun pusat pendidikan, itulah makna dari hijrah,” ujarnya.

Ia mengatakan, yang penting dalam tahun baru Islam adalah penghayatan hijrahnya bukan gebyarnya, karena tidak ada di jaman Rasul dan tidak ada juga tuntunan mengucapkan  selamat . Namun karena berada di kehidupan sosial, maka mereka untuk menghidupkan tahun baru Islam dengan saling memberi ucapan.

Untuk mengisi tahun baru Islam juga disunnahkan berpuasa Asyura pada 10 Muharram, namun ada ulama yang mengatakan dilakukan tiga hari dari tanggal 9 hingga 11 Muharram karena untuk kehati-hatian, dikhawatirkan tanggal 10 Muharramnya berbeda.

Imaamul Muslimin Yakhsyallah Mansur juga mengatakan tentang kondisi Muslimin di yang masih sangat memprihatinkan, “Namun, kita harus memandangnya sebagai suatu tahapan untuk bangkit dan maju, karena memang untuk maju biasanya mengalami puncak penderitaan. Sama seperti umat Islam saat ini yang menderita, meskipun musuh-musuh Islam mulai kolap,” tuturnya.

Baca Juga:  IRI Terus Gencarkan Gerakan Selamatkan Hutan Tropis Indonesia

Ia berharap, umat Islam di Indonesia bisa menjadi panutan bagi umat Islam di negara lain, karena penduduk Islam di Indonesia adalah terbesar di dunia. Selain itu, umat Islam di Indonesia harus lebih bersyukur, karena negitu banyak nikmat yang diberikan Allah daripada umat Islam di negara lain.

“Hendaknya umat Islam di Indonesia harus bisa mengejar ketertinggalan peradaban, ilmu pengetahuan, karena kemajuan umat ditentukan oleh pendidikan bukan hanya sumber daya alam,” imbuhnya.

“Umat Islam di Indonesia juga harus merapatkan barisan sesama muslim, jangan mengedepankan perbedan tapi harus mengedepankan kebersamaan, serta tidak mudah terprovokasi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab,” tambahnya. (L/P006/P4)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0