Tel Aviv, MINA – Negara Zionis Israel dilaporkan mulai meminta bantuan eks tentara bayaran dari berbagai negara dalam melancarkan agresi brutalnya ke Jalur Gaza Palestina.
Sebagian tentara bayaran ini sebelumnya pernah terlibat invasi Rusia di Ukraina. Salah satu media ternama Spanyol, El Mundo, melaporkan seorang tentara bayaran asal negara itu, Pedro Diaz Flores Corrales, membantu Israel menggempur Gaza dengan bayaran fantastis.
El Mundo bahkan merilis foto Corrales yang terlihat berada di pos pemeriksaan dekat Jalur Gaza bersama tentara lainnya, seperti dikutip Middle East Monitor (MEMO).
“Jadi saya melakukannya demi ekonomi, demi uang. Mereka (Israel) membayar dengan sangat baik, mereka menawarkan peralatan bagus dan pekerjaan yang tenang. Biayanya US$4.187 (Rp64,9 juta) per pekan, selain misi lengkap,” ucap Corrales kepada El Mundo.
Baca Juga: Israel kembali Serang RS Kamal Adwan, Sejumlah Fasilitas Hancur
Nama Corrales terkenal setelah pria 27 tahun itu sempat ikut membantu Rusia menginvasi Ukraina. Corrales aktif dalam operasi kemanusian saat bergabung dengan tentara Rusia di Ukraina.
Namanya menjadi sorotan lantaran tentara Rusia sempat mengumumkan kematian Corrales di medan perang.
Moskow juga sempat menuding Corrales memotong jari-jari tentara yang tewas di medan perang.
Sementara itu, El Mundo melaporkan peran Corrales di Gaza adalah membantu menyediakan dukungan keamanan terhadap konvoi tentara Israel.
Baca Juga: RSF: Israel Bunuh Sepertiga Jurnalis selama 2024
“Kami hanya menyediakan dukungan keamanan kepada tentara Israel yang ada di Jalur Gaza. Kami tidak bertarung langsung dengan Hamas atau turun langsung dalam baku tembak,” ucap Corrales pertengahan November lalu.
“Kami bertanggung jawab atas keamanan pos pemeriksaan dan kontrol akses di perbatasan Gaza dan Yordania. Ada banyak PMC [perusahaan militer swasta] di sini dan mereka berbagi pekerjaan. Secara tradisional mereka menjaga terminal perbatasan antara Eliat dan Aqaba,” tambahnya.
Selain tentara bayaran dari Spanyol, Israel juga disebut merekrut tentara swasta dari berbagai negara lain seperti Jerman, Italia, hingga Ukraina.
Laporan media Ukraina sempat membuat gempar lantaran berisikan dugaan bahwa para tentara bayaran yang sempat terlibat dalam invasi Rusia ke Ukraina kini beralih berperang untuk Israel di Gaza.
Baca Juga: Al-Qassam Sita Tiga Drone Israel
Israel memang masih terus membombardir Jalur Gaza Palestina tanpa ampun sejak 7 Oktober lalu. Setelah gencatan senjata berakhir pada akhir November lalu, Israel malah menyerukan fase baru agresi militernya ke Jalur Gaza.
Per Rabu (20/12), sebanyak lebih dari 19.600 warga Palestina di Gaza tewas akibat agresi brutal Israel sejak 7 Oktober lalu. Sebanyak 70 persen korban tewas itu adalah anak-anak dan perempuan. (T/R4/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Parlemen Inggris Desak Pemerintah Segera Beri Visa Medis untuk Anak-Anak Gaza