IZI Kembali Luncurkan Program “Abon Kita Qurban IZI”

(Foto: Istimewa)

Jakarta, MINA – Inisiatif Zakat Indonesia () kembali meluncurkan program tahunannya di momen Idul Adha  dalam bentuk daging olahan berbentuk demi memperluas nilai kemaslahatan agar distribusi lebih merata serta lokasi dapat menyentuh jangkauan luas.

Direktur Utama IZI Wildhan Dewayana mengatakan, diusung kembali program qurban olahan berbentuk abon, “Abon Kita Qurban IZI 2022,” sesuai arahan Dewan Pengawas Syariah IZI yang mengacu kepada Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 37 tahun 2019 tentang pengawetan dan pendistribusian daging qurban dalam bentuk olahan.

“Program dalam bentuk olahan abon ini untuk memuliakan penerima manfaat dalam minimalisir pengeluaran untuk mengolah daging Qurban. Produk Abon dapat langsung dikonsumsi dan dapat dinikmati oleh segala usia, juga memiliki masa produk dalam waktu lama atau lebih awet,” tuturnya pada Peluncuran “Abon Kita Qurban IZI 2022” yang digelar secara daring via zoom dan secara luring di kantor IZI Pusat, Condet, Jakarta Timur, Kamis (16/6).

Acara peluncuran dihadiri juga oleh Chef Ragil, perwakilan dari Dokter Hewan, dan perwakilan dari Ahli Gizi, serta awak media.

Wildhan mengharapkan dengan adanya daging kurban olahan berbentuk abon ini pendistribusian Qurban di tahun 2022 dapat lebih merata dan meluas terutama di wilayah binaan LAZNAS IZI di wilayah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal), wilayah terdampak bencana, serta di wilayah 16 kantor perwakilan IZI di seluruh Indonesia.

Sementara Haryono selaku Ketua Qurban IZI 1443 Hijriah menjelaskan, terobosan baru IZI menggagas olahan daging qurban dalam bentuk abon sudah dilaksanakan sejak 2020 lalu.

“Sejak tahun 2020 program Abon Kita Qurban IZI telah terdistribusi sebanyak 30.562 yang menjangkau sampai pelosok negeri, mohon doanya semoga di tahun 2022 ini lebih banyak masyarakat yang dapat kita bantu untuk merasakan daging qurban sampai ke pelosok negeri,” ujar Haryono.

Dia menyampaikan, pada prosesnya IZI melibatkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dengan tujuan pemberdayaan serta proses pengolahan yang terpusat, mulai dari pemotongan hingga pengemasan.

“Pengelolaan Abon ditangani dengan melibatkan juga UMKM binaan LAZNAS IZI yang dikelola oleh anggota masyakarat, khususnya UMKM di dua sentra pengolahan utama yaitu Mitra pengelola Abon di Makassar – Sulawesi Selatan dan Lumajang –Jawa Timur yang telah tersertifikasi,” jelasnya.

Dengan diawetkan dalam bentuk daging olahan (abon) maka masa usia dari daging olahan itu sendiri jauh lebih lama sehingga diharapkan produk ini dapat menjangkau wilayah-wilayah yang jauh yang tidak mungkin dijangkau ketika kita mendistribusikan daging qurban fresh meat atau daging segar.

Rencananya, “Abon Kita Qurban IZI” ini akan disalurkan kepada penerima manfaat di seluruh Indonesia terutama wilayah-wilayah 3T seperti wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Papua, juga wilayah-wilayah yang terdampak bencana seperti bagi warga terdampak bencana Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur.

“Beberapa wilayah 3T yang kami sasar penyaluran Abon Kita Qurban IZI, yakni ke daerah Noemuke, Kabupaten Timor Tengah, Desa Tesbatan, Kupang, NTT; serta Kampung Kuruwato & Maibo Papua Barat,” jelasnya.

Dalam program ini, IZI juga memberikan layanan bagi pequrban secara transparan dan dilakukan secara mobile, seperti penyediaan link tracking qurban, sms dan email notifikasi, e-certificate, dan pequrban juga dapat menyaksikan video eksekusi qurbannya.

Haryono mengatakan, IZI menargetkan 36.000 bungkus “Abon Kita Qurban IZI” berupa daging qurban olahan dalam bentuk abon dari pemotongan sekitar 300 Ekor yang akan disalurkan ke seluruh wilayah Indonesia, di 21 provinsi dan 80 kota/kabupaten, termasuk silayah sasaran juga wilayah yang masyarakatnya mengalami ekonomi kurang sejahtera.

Hewan Qurban Aman dan Sehat

Terkait dengan perlindungan kesehatan dan keamanan hewan qurban dari penyakit PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) terutama pada sapi, IZI pada Jumat (3/6) lalu juga mendatangkan dokter hewan yaitu drh, Muhammad Ridwan Gaffar MM, selaku Koordinator Pemeriksa Hewan di Kota Makassar, dalam rangka pengecekan terkait persiapan Hewan Qurban IZI yang akan diolah menjadi abon.

Sembari mengecek hewan qurban IZI, drh, Muhammad Ridwan Gaffar MM juga menerangkan pengetahuan tentang penyakit PMK.

“Setelah diinspeksi gusi sapi di sini baik dan lidahnya tidak melepuh, ini salah satu tanda bahwa sapi tersebut tidak mengalami gangguan penyakit PMK, kemudian setelah kita lihat performa sapi yang ada di sini sapinya gemuk-gemuk, karena sapi yang mengalami PMK itu kurus-kurus,” jelasnya.

Ridwan juga mengecek biasanya penyakit PMK sapinya sulit berdiri karena kuku kakinya tanggal dan copot dimana sapi yang terkena PMK akan rebahan saja di dalam kandang dan mati karena kesulitan makan dan berdiri.

“Setelah dilihat di sini kuku-kuku sapinya aman tidak mengalami kerusakan, sehingga dapat dipastikan sapi-sapi di sini aman dan sehat untuk dijadikan hewan qurban” pungkasnya.(L/R1/P1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)