Ramallah, 11 Rajab 1436/30 April 2015 (MINA) – Mantan Presiden Amerika Serikat, Jimmy Carter, menyeru penerapan butir-butir kesepakatan rekonsiliasi yang telah ditandatangani oleh dua gerakan politik terbesar di Palestina, Hamas dan Fatah serta melakukan pemilu dalam waktu dekat.
Seruan tersebut diungkapkan Carter di sela-sela kunjungannya kepada Presiden Palestina Mahmud Abbas di Ramallah, bersama mantan Perdana Menteri Norwegia Gro Harlem Brundtland, Sabtu (2/5).
Carter menilai bahwa penerapan seluruh kesepakatan dan pemilu ini sangat penting bagi warga Palestina. “Pemilu ini adalah langkah penting bagi warga Palestina”, jelas Carter, yang sesudah menyelesaikan jabatan kepresidenan, banyak melakukan misi perdamaian, misi demokrasi dan misi kemanusiaan ke berbagai tempat di dunia.
Carter yang saat ini menjabat sebagai anggota Dewan Tetua Internasional menambahkan: “kami telah mendiskusikan implementasi kesepakatan terakhir yang diadakan antara Fatah dan Hamas pada bulan April tahun lalu, dan kami di dalam dewan tetua internasional akan berusaha semampu kami untuk membantu mengimplementasikan seluruh wacana dalam tindakan nyata”.
Baca Juga: Israel kembali Serang RS Kamal Adwan, Sejumlah Fasilitas Hancur
Sementara itu Brundtland mengatakan, “kami melihat ke masa depan bahwa pemilu merupakan langkah penting untuk wilayah ini (Palestina)”.
Carter dan Brundtland tiba hari Sabtu siang di kantor presiden Palestina, sesudah melakukan meletakkan karangan bunga di makam mendiang Presiden Palestina Yasir Arafat.
Kantor Berita Palestina “Wafa” mengutip pernyataan Presiden Palestina, bahwa ia telah menegaskan kepada delegasi tamu “pentingnya untuk segera mengakhiri perpecahan internal dan merealisasikan rekonsiliasi nasional dengan mengaktifkan pemerintahan kabinet bersatu, untuk segera melakukan tugasnya, serta mempersiapkan pemilu presiden dan parlemen dalam waktu dekat”.
Dewan Tetua Internasional merupakan lembaga internasional yan dibentuk pada tahun 2007 atas mantan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela untuk bekerja dalam isu perdamaian dan kemanusiaan dunia.
Baca Juga: RSF: Israel Bunuh Sepertiga Jurnalis selama 2024
Fatah dan Hamas telah menandatangani kesapakatan rekonsiliasi nasional pada bulan April 2014 silam yang bertujuan memperbaiki hubungan yang tidak stabil antara keduanya, yang telah berlangsung sejak tahun 2007 saat Hamas mengusir gerakan Fatah dari Gza paska konflik sipil berdarah. (L/K02/P2)
Baca Juga: Al-Qassam Sita Tiga Drone Israel