KEKUATAN DUNIA BERTEMU DI NEW YORK BAHAS SURIAH

Presiden Amerika Serikat Barack Obama mendesak Presiden Suriah Bashar Al-Assad harus mundur. (Foto: dok. Theeagleonline,com.ng)
Presiden Amerika Serikat mendesak Presiden Bashar Al-Assad harus mundur. (Foto: dok. Theeagleonline.com.ng)

New York, 8 Rabi’ul Awwal 1437/19 Desember 2015 (MINA) – Menteri Luar Negeri dari seluruh negara Timur Tengah dan Eropa bertemu di New York City membahas upaya membawa pemerintah dan oposisi bersenjata Suriah ke meja perundingan.

Pertemuan Jumat (18/12) terjadi di tengah perselisihan yang kuat antara pendukung Presiden Suriah Bashar Al-Assad dan pendukung kelompok oposisi yang harus dilibatkan dalam setiap pembicaraan.

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif pada Kamis (17/12) mengesampingkan kelompok Ahrar Al-Sham, sebuah faksi kuat oposisi Suriah yang oleh Iran dikelompokkan serupa dengan Nusra Front (afiliasi Al-Qaeda) dan Islamic State (ISIS/Daesh).

“Belum ada kesepakatan pada dua aspek penting, pertama adalah kelompok oposisi dan komposisi kelompok oposisi, dan kedua adalah daftar organisasi teroris,” kata Zarif kepada Editor Diplomatik Al-Jazeera James Bays di New York yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Sumber-sumber diplomatik Arab mengatakan, belum ada kemajuan dalam definisi “kelompok oposisi” yang harus mengambil bagian dalam perundingan dengan rezim Suriah.

Oposisi Suriah sendiri memiliki tuntutan jumlah peserta yang banyak dalam pembicaraan.

Sementara itu, Presiden Amerika Serikat Barack Obama menegaskan kembali desakannya bahwa Assad harus mundur.

Dia memperingatkan, tidak akan ada perdamaian di Suriah tanpa pemerintahan yang sah.

“Saya pikir Assad harus pergi dari negara itu untuk menghentikan petumpahan darah, agar semua pihak yang terlibat dapat bergerak maju dengan cara non-sektarian,” kata Obama dalam sebuah konferensi pers akhir tahun di Gedung Putih.

“Dia telah kehilangan legitimasi di mata bangsa,” tambahnya.

Jessica Ashooh, seorang pengamat di Dewan Atlantik mengatakan kepada Al-Jazeera, selama status Assad belum terselesaikan, pembicaraan yang dilakukan tidak mungkin membuahkan hasil.

Pembicaraan nantinya akan mencakup Amerika Serikat, Turki dan negara-negara Teluk Arab yang telah mendukung oposisi Suriah, serta Rusia dan Iran sebagai negara pendukung Assad yang terlibat secara militer dalam konflik Suriah.(T/P001/R05)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Rana Setiawan

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.