Boyolali, 9 Jumadil Awwal 1438/6 Februari 2017 (MINA) – Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) mendukung peluncuran fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor-Industri Kecil Menengah (KITE IKM) dengan menghadirkan paviliun mini Indonesia Design Development Centre (IDDC), yang dimaksudkan untuk mendorong dan memotivasi pelaku usaha skala kecil dan menengah melakukan ekspor.
“Program ini dihadirkan sebagai upaya pengembangan produk ekspor berbasis desain. Saya berharap para pelaku usaha binaan Kemendag di berbagai daerah yang umumnya berskala kecil dan menengah dapat semakin termotivasi untuk berekspansi ke pasar ekspor,” ujar Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita pada peluncuran fasilitas KITE IKM yang diresmikan Presiden Joko Widodo hari ini, Senin (30/1), di Boyolali, Jawa Tengah.
Beberapa produk dari program Fasilitasi Pendampingan Desain (Designer Dispatch Service/DDS) IDDC terpilih menempati Paviliun Mini IDDC ini, antara lain batik dan anyaman bambu dari Raja Serayu (Cilacap), tikar dari Tikar Vinto (Jambi), dan produk kerajinan Saf Handicarft (Medan). Terdapat juga produk hasil program DDS yang telah memanfaatkan fasilitas KITE IKM, yaitu produk kerajinan dari Ragenda Mop (Lombok), produk furnitur dari CV. Yudhistira (Sukoharjo), produk home living dari CV. Out of Asia (Bantul), dan produk spa dari PT. Bali Tangi (Denpasar).
Sementara itu, Direktur Jenderal PEN Arlinda mengatakan, Kemendag secara konsisten mendorong pertumbuhan ekspor nasional dengan melakukan berbagai macam cara, ia melanjutkan, salah satu peranan Kemendag adalah mendorong pertumbuhan ekspor nonmigas, baik oleh pelaku usaha besar maupun unit-unit usaha skala kecil dan menengah di seluruh Indonesia.
Baca Juga: Tim SAR dan UAR Berhasil Evakuasi Jenazah Korban Longsor Sukabumi
“IDDC yang diresmikan pada 29 September 2016 merupakan pusat konsultasi dan pelayanan desain. IDDC berfungsi sebagai wahana untuk berkolaborasi bagi dunia usaha, desainer, asosiasi, dan akademisi dalam menciptakan produk berbasis desain yang berkualitas, bernilai tambah, dan berdaya saing,” katanya.
Peluncuran fasilitas KITE IKM bertempat di Balai Desa Tumang, Kabupaten Boyolali, dengan mengangkat tema “Impor Mudah, Produksi Murah, Ekspor Melimpah”. Desa Tumang dipilih sebagai lokasi sosialiasi fasilitas KITE IKM karena daerah ini merupakan salah satu sentra industri logam di Indonesia dan mampu menyerap tenaga kerja sekitar 4.000 orang.
Produk-produk kerajinan logam dari desa Tumang telah berhasil menembus beberapa pasar ekspor seperti Amerika Serikat, Australia, Belgia, Prancis, Brunei Darussalam, dan Malaysia.
Program pemerintah yang bertujuan mempromosikan manfaat fasilitas KITE bagi IKM ini merupakan hasil sinergi antara Kementerian Keuangan, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Kementerian Perindustrian, dan Kementerian Perdagangan.
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
Dengan adanya program KITE IKM, pemerintah memberi kemudahan terhadap komoditas impor yang dibutuhkan IKM sebagai bahan baku pembuatan produk-produk berorientasi ekspor. Berkat pemanfaatan fasilitas dimaksud, pelaku usaha berpeluang mendapat marjin keuntungan yang lebih besar dengan memotong biaya produksi.
Ketersediaan material imporsebagaibahanbakupenolong tersebut juga turut mendorong tumbuhnya sentra-sentra industri di Indonesia seperti Solo (sentra industri furnitur dan batik), Jepara (furnitur), Semarang (furnitur), Sidoarjo (furnitur dan kulit), Lombok (mutiara), Pekalongan (batik), D.I. Yogyakarta (batik dan kulit), Garut (kulit), Cirebon (rotan), dan masih banyak lagi. Lebih jauh, dengan adanya sentra-sentra industri, diharapkan program One Village One Product (OVOP) oleh pemerintah dapat semakin dikembangkan. (L/R08/R01)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat