Ketua MPR RI: Pancasila Harus Jadi Standar Perilaku Pemimpin

Ketua MPR Zulkifli Hasan (Foto: Kurniawan/MINA)

Jakarta, 12 Sya’ban 1438/9 Mei 2017 (MINA) – Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Zulkifli Hasan mengatakan harus menjadi standar perilaku pemimpin dan rakyat Indonesia.

“Bila nilai-nilai Pancasila sudah diamalkan dalam sehari-hari, maka akan mudah terwujud bangsa Indonesia yang maju, adil dan beradab. Namun faktanya saat ini kondisinya masih jauh dari idealnya,” kata Zulkifli saat pembukaan Rakornas Komisi Dakwah 2017, Jakarta, Senin (8/5).

Ia mengatakan berbahaya jika Pancasila ditafsirkan secara sepihak untuk kepentingan tertentu. Sehingga terjadi pembiasan Pancasila dari nilai-nilai yang sesungguhnya, dan perpecahan di tengah masyarakat. “Sekarang ini Pancasila ditafsirkan secara sepihak.

“Teriak Allahu Akbar dengan mudahnya dicap radikal dan . Maka ketika Anis Baswedan menang Pilkada DKI dinilai sebagai kemenangan Islam radikal dan itu mengancam Pancasila dan NKRI. Justru yang seperti ini bahaya karena Pancasila ditafsirkan secara sepihak untuk kepentingan Pilkada,” tegas Zulkifli.

“Hanya karena bukan kelompoknya. Maka kelompok lain dianggap anti Pancasila. ini juga bisa mengancam persatuan bangsa, tuduhan sesat anti Pancasila ini juga disebarluaskan melalui media sosial secara masif,” ujar Zulkifli.

Dia mengingatkan suatu yang sering disiarkan secara masif, maka bila tidak kita waspadai bisa menjadi semacam cuci otak. Maka bisa terbentuk pemahaman yang salah di masyarakat tentang siapa yang sebenarnya anti Pancasila.

“Hati-hati jangan sampai kita dicuci otak. karena berbeda pendapat dan bersikap kritis terhadap kebijakan pemerintah yang salah, lalu ditafsirkan anti Pemerintah dan anti Pancasila. Nanti berdampaknya pada Pancasilanya. Dulu jaman Orde Baru, dengan mudahnya dibuat tafsir sepihak siapa yang anti Pancasila,” ungkap Zulkifli.

Dia juga mengatakan sebagai pandangan hidup, maka Pancasila harus jadi standar perilaku pemimpin dan rakyat Indonesia. Bila nilai-nilai Pancasila sudah diamalkan dalam sehari-hari, maka akan mudah terwujud bangsa Indonesia yang maju, adil dan beradab. Namun faktanya saat ini kondisinya masih jauh dari ideal.

“Kami prihatin masih banyak pejabat tidak paham Pancasila. Bahkan banyak yang terjerat korupsi. Padahal korupsi itu perbuatan yang tidak Pancasilais. Mereka kan seharusnya sebagai contoh. Maka kami perlu membuat buku sebagai acuan memahami Pancasila, agar tidak ada lagi pemahaman sepihak yang merusak persatuan dan kesatuan,” tandas Zulkifli, (L/R03/B05)

Miraj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: kurnia

Editor: Widi Kusnadi

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.